Ulfa mendekap foto orangtuanya.PAMEKASAN - Ulfa, anak tunggal pasutri Hasin Taufik bin Tasid (40) dan Sab'atun binti Jaulah (30) berharap pertolongan dari Gubernur Jatim. Bocah berusia 11 tahun itu berharap kedua orang tuanya bisa dibebaskan dari ancaman hukuman potong tangan di Arab Saudi.
Ulfa ditinggalkan kedua orang tuanya sejak masih berumur 8 bulan. Kini, bocah yang baru naik ke bangku kelas 6 SD di Desa Palengaan Laok mengaku tak bisa tidur nyenyak. Semenjak mengetahui kedua orang tuanya terancam hukuman potong tangan, Ulfa yang diasuh Makbullah pamannya selalu dihantui perasaan takut kehilangan kedua orang tuanya itu.
"Semoga Pakde Karwo membantu pembebasan Abi dan Umi," kata Ulfa saat akan berangkat ke Kantor Gubernur Jatim, bersama Makbullah, pamannya, Rabu (22/6/2011) pagi.
Ulfa yang ditemui di rumah Makbullah, terlihat sedih. Ulfa yang mengenakan jilbab, tampak merangkul erat foto-foto ayah dan ibunya yang sempat dikirimkan dari Arab Saudi. Kedua bola matanya tampak menerawang.
"Abi, Umi, pulanglah. Aku kangen," kata Ulfa spontan mengungkapkan perasaan rindu mendalam kepada ayah dan ibunya yang kini terancam hukuman potong tangan oleh algojo Kerajaan Arab Saudi.
Ulfa hanya bisa berdoa dan berdoa agar orangtuanya terbebas dari sabetan pedang algojo Kerajaan Arab Saudi yang setiap saat siap menjalankan hukuman potong tangan. Ulfa menaruh harapan akan datangnya bantuan dari Gubernur Jawa Timur, Sukarwo. Sebab, dalam pemberitaan media, Ulfa mendengar kabar jika Pakde Karwo siap membantu pembebasan ayah dan ibunya.
Diberitakan sebelumnya, Pemprov Jatim turun tangan terkait pasutri asal Pamekasan yang terancam hukuman potong tangan di Arab Saudi karena dituduh mencuri perhiasan milik majikan. Namun, karena tidak bisa berdiplomasi langsung dengan pemerintah Arab, pemprov terpaksa mengirimkan delegasi ke Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
