BANJARMASIN - Kabar penggerebekan Prof Ahmad Gazali bersama Bendahara Pengeluaran Unlam Syati Irawati di sebuah kamar di Hotel Rodhita, Banjarmasin, juga mengejutkan mahasiswa Unlam.
Mereka menilai, jika hal itu benar terjadi, rektor harus menjatuhkan sanksi.
"Kami sangat kecewa jika yang diberitakan itu benar. Itu tindakan yang sangat tidak pantas dilakukan oleh orang sekaliber pembantu rektor," kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum, Fazlur Rahman.
Fazlur mengatakan, secara hukum kasus tersebut bukan pidana murni melainkan delik aduan. Namun rektor harus menegakkan kode etik profesi.
Pernyataan senada dilontarkan Ketua BEM FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Muhammad Anshori.
"Terus terang kami terkejut, kok bisa seperti itu. Jika memang benar kejadiannya seperti itu, kami turut prihatin," tegasnya.
Sedangkan Presiden (demisioner) BEM Unlam, Arif Subhan mengatakan, akan membicarakan permasalahan tersebut dengan seluruh elemen mahasiswa.
"Kami segera mengumpulkan aspirasi dan suara dari teman-teman untuk menyikapinya. Kami berharap rektorat mengungkap permasalahan itu, jangan ditutup-tutupi karena menyangkut nama baik Unlam," ujar Arief yang saat ditemui sedang bersama Pjs Presiden BEM Unlam, Jamy Azwar.
