Nuffnang Ads

SAJIAN KAMI

BERITA-BERITA KASUS JENAYAH SEKSUAL DAN BERITA-BERITA SEMASA..

Jumaat, 17 Jun 2011

Ritual Pesta Panen Mappadendang

Mappadendang, ritual pesta panen suku Bugis, sebagai bentuk suka cita dan kesyukuran petani, atas hasil panen yang melimpah



BARRU - Sebagai bentuk suka cita dan kesyukuran pada sang Khalik, untuk hasil panen yang melimpah, masyarakat di Dusun Salomoni, Kelurahan Lipukasi, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, menggelar ritual adat Mappadendang. Ritual panenan mappadendang adalah adat Bugis sejak lama, yang diikuti seluruh petani.

Ritual ini dilakukan bersama menumbuk padi dalam lesung panjang dengan lubang enam, hingga dua belas yang disebut Pallungeng, menggunakan alat tumbuk yang oleh suku Bugis disebut alu. Saat ritual, para pemukul padi menggunakan pakaian khas tradisional bernama baju bodo.

"Dulu, ritual ini dilakukan hampir di seluruh wilayah di Sulawesi Selatan setiap musim panen raya. Namun sekarang, tradisi ini seakan ditinggalkan dan hanya beberapa daerah saja yang masih melakukan. Itu pun hanya segelintir," kata Muhammad Rais, salah seorang petani setempat kepada wartawan, Jumat (17/6/2011).

Selain bentuk suka cita, ritual mappadendang juga dimaksudkan untuk mempertahankan warisan budaya leluhur yang dikhawatirkan makin ditinggalkan generasi muda. Kepekaan warga Dusun Salomoni dalam menjaga budaya para leluhurnya, memang masih sangat kental. Ritual mappadendang, biasanya dilakukan selama tiga malam.

Komponen utama dalam ritual tersebut mappadendang dimainkan enam perempuan, dan tiga pria, atau secara berpasang-pasangan, petani saling berhadapan dengan masing-masing alu di tangan. Diiringi tabuhan rebana, petikan kacapi dan suling bambu khas suku Bugis, petani mulai memecah biji padi yang telah ditelakkan ke dalam pallungeng, sambil sesekali memukul badan lesung mengikuti irama rebana.

"Pada saat memecah biji padi itulah, ada nilai kearifan dan bersamaan yang tercipta. Dalam budaya ini, strata antara pemilik sawah maupun buruhnya, sama. Petani yang memiliki sawah luas atau hanya sepetak pun, di ritual ini dianggap tidak ada bedanya," katanya.

Oleh masyarakat Salomani, mapadendang juga diartikan sebagai mappaccappu pammali, atau tolak bala agar pada saat memasuki musim tanam hingga musim panen berikutnya, petani tetap mendapatkan kemakmuran dan hasil panen yang melimpah. Bupati Barru Andi Idris Syukur yang ikut dalam ritual tersebut mengatakan, peran serta seluruh masyarakat dan pemerintah dalam melestarikan budaya leluhur harus lebih digalakkan, untuk mengantisipasi pupusnya nilai punahnya budaya oleh budaya barat yang datang mengepung dari luar.

"Sangat penting menjaga dan melestarikan seni serta budaya daerah. Pemerintah Kabupaten Barru akan konsisten menjadikan ritual pesta panen mappadendang menjadi program budaya tahunan dalam rangka memelihara nilai-nilai seni budaya. Mappadendang akan kami jadikan kalender even pariwisata Kabupaten Barru dalam rangka melestarikan nilai-nilai kearifan lokal serta peningkatan kepariwisataan," tandasnya.

PENCARIAN DIBLOG INI

Arkib Blog

Anda juga perlu baca

Related Posts with Thumbnails

Pengikut

Test for your internet speed

Ads

Catatan Popular