Nuffnang Ads

SAJIAN KAMI

BERITA-BERITA KASUS JENAYAH SEKSUAL DAN BERITA-BERITA SEMASA..

Ahad, 4 Oktober 2009

Nama Indonesia di Cipta di Pulau Pinang ..

Inilah kuburan James Richardson Logan di Pulau Pinang yang mencipta nama " Indonesia " dan digunakan sempai ke hari ini

OKTOBER lalu saya berkunjung ke Protestant Cemetery di Penang guna mencari makam James Richardson Logan, salah satu warga kehormatan Penang, yang juga menciptakan kata, thus khayalan tentang, Indonesia.

Francis Loh Kok Wah, seorang profesor dari Universiti Sains Malaysia, blogger Anil Netto dan wartawan Himanshu Bhatt menemani saya mencari makam tersebut. Francis Loh saya kenal dengan bukunya Democracy in Malaysia: Discourses and Practices. Dia juga lulusan Cornell University serta teman dekat Arief Budiman, dosen Universitas Melbourne, yang pernah mengajar saya pada 1980an di Salatiga.

Francis Loh memimpin rombongan kecil kami menelusuri makam demi makam. Francis Loh kelahiran Penang. Dia lincah sekali, mencari batu nisan, satu demi satu. Banyak pepohonan tua dan rindang di makam ini. Tapi juga banyak nyamuk kecil. Saya sering memukul nyamuk di lengan dan kaki. Secara umum, ini pemakaman yang indah. Saya sering lihat kuburan ini diterakan dalam brosur turisme Penang. Ia juga bagian dari Penang Heritage Walk --sebuah route khusus jalan-jalan di Penang dimana tempat-tempat bersejarah diberi pengumuman, peta dan sejarahnya. American Express adalah sponsor dari Penang Heritage Walk.

Francis, Anil dan Himanshu tertarik membantu ketika saya beritahu bahwa James Richardson Logan adalah orang yang menciptakan kata "Indonesia." Mereka kenal nama Logan. Di Penang ada Logan Street. Namun mereka tak sangka Logan pula yang menciptakan kata Indonesia.

Akhirnya, kami menemukan batu makam James Richardson Logan serta saudaranya, Abraham. Mereka dimakamkan bersama-sama. Tinggi makam ini sekitar 1.5 meter. Disana tercantum tanggal kelahiran dan kematian mereka. Saya duduk dan merenung. Himanshu mengambil gambar.

KATA "Indonesia" pertama kali dibuat pada 1850 --mulanya dalam bentuk "Indu-nesians"-- oleh George Samuel Windsor Earl. Dia menulisnya dalam Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia. Earl sedang mencari-cari terminologi etnografis untuk menerangkan "... that branch of the Polynesian race inhabiting the Indian Archipelago" atau "the brown races of the Indian Archipelago."

Namun, walau sudah menggabungkan dua kata itu, masing-masing dari kata "Indu" atau "Hindu" dengan kata "nesos" atau "pulau" dari bahasa Yunani, Earl menolaknya sendiri. Dia menganggap kata "Indunesia" terlalu umum. Earl menawarkan terminologi lain, yang dinilainya lebih jelas, "Malayunesians."

James Logan menanggapi usul George Earl soal "Indunesians." Logan berpendapat "Indonesian" merupakan kata yang lebih menjelaskan dan lebih tepat daripada kata "Malayunesians," terutama untuk pemahaman geografi, daripada secara etnograf.

Biodata Penulis;

About Me

My Photo
Andreas Harsono
Jakarta, Indonesia
I am a writer based in Jakarta, currently finalizing my traveloque A Nation in Name: Debunking the Myth of Indonesian Nationalism and antology Agama Saya Adalah Jurnalisme. It took me to travel to many places inside Indonesia. I helped set up Jakarta's Alliance of Independent Journalists, the Institute for the Studies on Free Flow of Information, Pantau Foundation and the Bangkok-based Southeast Asia Press Alliance. I am a member of the International Consortium for Investigative Journalists. I received the Nieman Fellowship on Journalism from Harvard University. Jember, a small town in eastern Java, is my hometown.
View my complete profile


Catatan penuh boleh berkunjung;
http://andreasharsono.blogspot.com/2008/11/sebuah-kuburan-sebuah-nama.html

PENCARIAN DIBLOG INI

Arkib Blog

Anda juga perlu baca

Related Posts with Thumbnails

Pengikut

Test for your internet speed

Ads

Catatan Popular