Nuffnang Ads

SAJIAN KAMI

BERITA-BERITA KASUS JENAYAH SEKSUAL DAN BERITA-BERITA SEMASA..

Ahad, 29 Mei 2016

Trauma, Korban Pemerkosaan oleh 15 Pria

MANADO -- Gadis Manado berinisial V (19) yang diduga diperkosa 15 pria masih trauma dan memilih mengurung diri di kamarnya, Senin (9/5/2016).

Ia menuntut para pelaku diciduk untuk mempertanggungjawabkan perbuatan bejatnya.

Dalam konferensi pers itu, Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin) ikut membawa orangtua korban kasus pemerkosaan dimaksud untuk menjelaskan masalah yang menimpa korban kepada pihak Deputi Perlindungan Hak Perempuan Kementerian PPPA bersama Badan PPPA Provinsi Sulut serta media massa yang ikut hadir.

Kepada wartawan, ibu dan ayah korban menjelaskan kronologi kasus yang dialami anak mereka.

Rn, ibu korban, menjelaskan, kasus tersebut bermula ketika anak mereka diajak oleh dua perempuan yang tak lain adalah tetangga mereka pergi ke Bolangitang, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Sulut, pada Januari 2016.

Menurut ibu korban, anaknya mengaku setibanya di Bolmut, dia (korban) dipaksa mencicipi narkoba oleh dua perempuan yang menjemputnya.

Kemudian, korban digiring oleh mereka ke sebuah penginapan di daerah Bolangitan.

Di penginapan itulah, korban dalam posisi mabuk narkoba dipaksa untuk buka baju.

"Dia mengaku, di dalam kamar penginapan, dia dirudapaksa (diperkosa) sekitar 15 pria secara bergantian. Anak saya sempat minta tolong keluar penginapan, tetapi karena sudah mabuk, dia balik ke kamar. Setiap kali tersadar, dia mengaku selalu dalam keadaan tanpa busana dan sejumlah pria yang bergilir merudapaksanya (memerkosa)," tutur Rn.

Setelah diperdayai di Bolangitan, korban kemudian dibawa ke Provinsi Gorontalo. Di sana, korban lagi-lagi kembali diperkosa oleh sejumlah pria.

"Pengakuan anak saya, setibanya di Gorontalo, dia kembali dirudapaksa lagi oleh empat lelaki, di antaranya diduga ada oknum polisi," katanya.

Tak hanya diperkosa, anaknya itu ternyata ikut mendapat perlakuan kasar berupa penganiayaan dari para pelaku.

Selasa, 24 Mei 2016

Sakit hati punca gadis dirogol, dirodok cangkul

JAKARTA - Polis mendedahkan, motif pembunuhan Enno Farihah, 19, yang dirogol dan dirodok dengan cangkul pada kemaluannya adalah disebabkan sakit hati.

Suspek Imam Alias, 24, Arif Alias, 24, dan Rai, 16 tahun pelajar sekolah menengah kini ditahan pihak berkuasa.

Menurut polis, Awi Setiyani, motif ketiga-tiga pelaku iaitu Arif adalah kerana sering diejek hodoh, Rai pula kerana menolak ajakannya untuk bersetubuh manakala Imam kerana cintanya ditolak.

"Ketiga-tiga pelaku tidak mengeluarkan sebarang kenyataan dan Awi berkata, pihak polis masih meneruskan siasatan terperinci mengenai kes ini," ujar pegawai terbabit.

Menurut polis, pembunuhan kejam ini berlaku ketika Rai yang mengaku kekasih mangsa, mengunjungi gadis itu di asrama tempatnya bekerja di Banten pada 12 Mei lalu.

Rai mengaku sempat bercium dengan mangsa namun gadis itu menolak ajakannya untuk melakukan hubungan seks.

Rai yang kesal dengan tolakan gadis itu kemudian meninggalkan bilik berkenaan dan bertemu dengan dua lagi pelaku Imam dan Arif.

Ketiga-tiga pelaku berpakat memperkosa mangsa dan menurut polis, ketiga-tiga mereka tidak mengenali antara satu sama lain dan hanya mengenali mangsa.

Eno ditemui dalam keadaan bogel dan hanya ditutupi bantal dan pakaiannya dengan banyak kesan luka dan pemegang cangkul masih pada kemaluannya.

Menurut polis, mangsa ditekap dengan bantal sehingga lemas selepas memperkosa mangsa sebelum suspek mengambil cangkul dan merodok ke kemaluan wanita itu.



Sabtu, 21 Mei 2016

Gadis Ini Diperkosa Belasan Pria

MANADO - Kasus pemerkosaan yang menewaskan Yuyun di Rejang Lebong Bengkulu belum tuntas diusut, kini muncul kasus pemerkosaan menimpa seorang gadis di Manado, Sulawesi Utara.

Namun kasus pemerkosaan di Manado tak mengakibatkan hilangnya nyawa korban.

Kasus tersebut terungkap dalam konferensi pers yang digelar Deputi Perlindungan Hak Perempuan, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) bersama Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulut di SwissBell Hotel, Manado, Sabtu (7/5) siang.

Dalam konferensi pers itu, pihak Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin) ikut membawa orangtua korban kasus pemerkosaan dimaksud untuk menjelaskan masalah yang menimpa korban kepada pihak Deputi Perlindungan Hak Perempuan KemenPPPA bersama Badan PPPA Provinsi Sulut serta media masa yang ikut hadir.

Kepada wartawan, ibu dan ayah korban menjelaskan kronologis kasus yang dialami anak mereka.

Kata Rina, sang ibu korban, kasus tersebut bermula ketika anak mereka, sebut saja Bunga, diajak oleh Dua perempuan yang tak lain adalah tetangga mereka pergi ke Bolangitang, kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) Sulut pada Januari 2016 lalu.

Rabu, 18 Mei 2016

Diancam: Gadis Ini Terpaksa Layani Nafsu Bejat Ayah

PONTIANAK - Pengembangan penyidikan terhadap Kemi (37) mengungkap fakta bahwa perbuatan tak layak yang dilakukan terhadap anak kandungnya sendiri di bawah ancaman.

Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kompol Andi Yul mengatakan, saat itu korban bersama pelaku sedang membersihkan rumah kontrakan yang akan ditempati.

Seusai membersihkan rumah, timbul niat pelaku untuk melakukan perbuatan tercela tersebut.

"Korban ditampar sebanyak dua kali, dicekik lehernya, dan diancam dengan gergaji oleh pelaku untuk menuruti keinginannya," kata Andi Yul, Kamis (12/5/2016).

Setelah diperkosa, korban menceritakan perbuatan ayahnya itu kepada bibinya. Lalu sang bibi melapor ke polisi. Gerak cepat polisi kemudian berhasil membekuk pelaku dan langsung menahannya.

"Dari interogasi dan hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengakui baru pertama kali melakukan perbuatan itu," kata Andi Yul.

Atas perbuatan tersebut, pelaku dijerat dengan Pasal 81 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman selama 15 tahun.

Satuan Reserese Kriminal Polresta Pontianak menangkap seorang pria bernama Kemi (37) karena diduga telah melakukan tindak pidana pencabulan terhadap anak kandungnya sendiri.

Kemi ditangkap di rumah kakak iparnya di Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Selasa (10/5/2016).

Pelaku mengaku nekat melakukan perbuatan tersebut karena saat itu istri keduanya baru saja habis melahirkan anak kelimanya.

Istri pertamanya, yaitu ibu korban, sudah lebih dari 5 tahun yang lalu meninggal dunia.

Korban merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari istri pertama pelaku.

“Selama ini, dia (korban) tinggal dengan bibinya, saya pergi merantau ke sana sini, baru beberapa bulan kembali dan mau tinggal di rumah kontrakan itu,” katanya.

Korban akan menjalani pemulihan dan ditangani oleh tim terpadu untuk penanganan korban kejahatan kekerasan seksual.

Isnin, 16 Mei 2016

Korban Perkosaan Sudah Dicabuli Sejak Usia Empat Tahun

SURABAYA - Cerita miris diungkap Polrestabes Surabaya tentang siswi SMP berusia 13 tahun korban pencabulan beramai-ramai delapan temannya yang juga masih di bawah umur di kawasan Kecamatan Gubeng, Surabaya.

Aksi tersebut ternyata sudah kerap terjadi sejak korban berusia empat tahun karena  divonis mengalami sex addict atau ketagihan seks.

"Bukan hanya ketagihan seks, korban juga mengalami ketagihan narkoba jenis pil Dobel L," kata Kepala Unit Perlindungan Perempuan Dan Anak (PPA), Polrestabes Surabaya, AKP Ruth Yeni, Jumat (13/5/2016), dikonfirmasi.

Korban yang  meminta sendiri kepada pelaku untuk "dilayani".

Tidak selalu bersamaan, namun satu per satu kepada salah satu dari delapan pelaku yang juga teman sekampungnya.

"Biasanya korban meminta imbalan pil Dobel L setelah melakukan," tambahnya.

Polisi mengamankan pelakunya yakni MI (9), MY (12), JS (14), AD (14), BS (12), LR (14), AS (14), dan HM (14).

AS adalah kali pertama pelaku yang melakukan pencabulan terhadap korban, saat korban berusia empat tahun.

Aksi itu berlanjut bahkan setiap hari, hingga pada akhirnya, pelaku mengajak tujuh teman-temannya, tiga diantaranya masih duduk di bangku sekolah dasar.

Polisi  mencium aksi tersebut sejak awal pekan lalu, namun menunda penangkapan karena sebagian pelaku ada yang sedang melaksanakan Ujian Nasional.

Baru kemarin, polisi menangkap satu persatu pelaku di masing-masing sekolahnya.

Hingga hari ini, korban diinapkan di shelter khusus milik Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Surabaya, untuk dilakukan pemulihan dan pembinaan.

Sementara kepada delapan pelaku, polisi akan memprosesnya sesuai hukum yang berlaku bagi pelaku anak di bawah umur.

Wali Kota Surabaya menggelar pertemuan khusus dengan orangtua pelaku dan korban di Mapolrestabes Surabaya untuk membahas penanganan selanjutnya kasus tersebut.

Perbankan Syariah Indonesia Masih Kalah dengan Malaysia

JAKARTA - Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad menilai perbankan syariah Indonesia masih kalah dengan Malaysia. Dalam pengamatannya, kini market share perbankan syariah masih di bawah lima persen.

Sementara, di Malaysia, market share perbankan syariahnya sebesar 20-40 persen. "Kalau di Malaysia kan share-nya 20-40 persen. Artinya gini potensinya (perbankan syariah) besar, cuma tinggal tingkatkan kemampuan kita saja," ujarnya saat diwawancarai di Acara Annual Meeting Islamic Development Bank, di Jakarta, Senin (16/5/2016).

Menurut dia untuk meningkatkan market share perbankan syariah harus terus melakukan sosialisasi dan meningkatkan awareness mengenai industri perbankan syariah. Selain itu, katanya, OJK saat ini juga telah meluncurkan peta jalan atau roadmap keuangan syariah yang berisikan strategi dalam lima tahun ke depan bagi pelaku dan regulator terkait. "Kita terus dorong. Sekarang yang diperlukan jumlah nasabah diperbanyak, dan sosialisasi juga harus diperluas. Dalam roadmap juga aturannya juga sudah lengkap," ucapnya.

Walaupun market share  perbankan syariah belum baik, Muliaman optimistis dengan perkembangan perbankan syariah. Ia yakin, perbankan syariah bisa tumbuh berkembang.

Apalagi Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar. Ia menargetkan tahun ini market share perbankan syariah bisa tumbuh di atas lima persen.



Jumaat, 13 Mei 2016

Pelajar mendakwa dirogol bergilir-gilir

KUALA TERENGGANU - Padah keluar rumah secara ‘bersembunyi’ tanpa pengetahuan keluarga, seorang pelajar perempuan tingkatan tiga berdepan mimpi ngeri apabila mendakwa dirogol bergilir-gilir oleh beberapa lelaki tidak dikenali di sebuah bilik asrama di institut kemahiran di sini, kelmarin.

Menurut sumber, sebelum kejadian, mangsa berusia 15 tahun itu dikatakan telah keluar dari rumahnya secara senyap kira-kira jam 3 pagi dengan dijemput seorang lelaki yang juga rakan kepada rakan perempuannya.

“Kemudian, mangsa dibawa lelaki berkenaan berjumpa dengan rakan perempuannya itu di Pantai Batu Buruk, di sini, dan selepas puas berehat di taman rekreasi terbabit, mangsa dikatakan mengikut rakan perempuannya bersama dua lagi lelaki tidak dikenali menaiki sebuah kereta menuju ke sebuah bilik asrama di institut kemahiran berkenaan.

“Mangsa yang mempercayai rakan perempuannya itu langsung tidak mencurigai tindak tanduk mereka membawanya ke lokasi kejadian sebelum terkejut apabila dipaksa dan dirogol beberapa lelaki tidak dikenali yang ada di dalam bilik asrama itu secara bergilir-gilir,” katanya.

Jelas sumber, sebaik puas melepaskan nafsu, mangsa dihantar dua lelaki pulang ke rumahnya, namun semasa dalam perjalanan itu, kedua-dua lelaki berkenaan telah mengambil kesempatan sekali lagi dengan merogol mangsa di hadapan sebuah sekolah menengah di daerah ini, kira-kira jam 7 pagi, hari sama.

“Mangsa yang kecewa diperlakukan sedemikian telah bertindak menceritakan kejadian hitam itu kepada ibunya sebelum mereka sekeluarga mengambil keputusan membuat laporan polis di Balai Polis daerah Kuala Terengganu untuk tindakan lanjut.

“Susulan laporan diterima, polis menahan lima lelaki berusia antara 18 tahun hingga 22 tahun di sebuah asrama lelaki di bandar raya di sini, kira-kira jam 1.10 pagi tadi (semalam) untuk siasatan,” katanya.

Sementara itu, Majistret Raja Norshuzianna Shakila Raja Mamat membenarkan kelima-lima suspek direman selama tujuh hari sehingga Ahad depan untuk siasatan lanjut mengikut Seksyen 376 Kanun Keseksaan kerana merogol.

Dalam masa sama, Timbalan Ketua Polis Kuala Terengganu, Superintendan Sufian Sulaiman mengesahkan ada menerima laporan kejadian dan tangkapan suspek.

Isnin, 9 Mei 2016

Anggita Sari Kepergok Kembali Layani Pria Hidung Belang

SURABAYA  — Masih ingat dengan ATS (25), mucikari artis Anggita Sari?

ATS  kembali harus  berurusan dengan polisi saat kepergok melayani pria hidung belang di sebuah hotel di Surabaya, Kamis lalu.

Penangkapan ATS dibenarkan Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya AKP Ruht Yeni.

"Setelah diperiksa, dia dipulangkan. ATS dalam kasus ini selaku korban," ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (25/4/2016).

ATS adalah anggota grup media sosial yang menyediakan pekerja seks komersial (PSK).

Saat ini, operator grup tersebut sedang diburu oleh Tim PPA Polrestabes Surabaya.

Dalam pemeriksaan, ATS mengaku membutuhkan banyak uang untuk membayar pengacara saat dia terlibat kasus hukum karena menjadi mucikari artis Anggita Sari pada September 2015 lalu.

Sabtu, 7 Mei 2016

Sex Toy Tiap Minggu Masuk Bandung

Sejumlah sex toys tampak akan dimusnahkan di halaman Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Bandung, Jalan Rumah Sakit, Kota Bandung.

BANDUNG - Selain dua ribu botol minuman keras, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandung turut memusnahkan sex toy, DVD, VCD dan majalah porno.

"Sex toy ini berasal dari Hongkong," ujar Kepala KPPBC Bandung, Onny Yuar Hanantyoko, usai pemusnahan barang milik negara hasil sitaan sepanjang 2015.

Berdasarkan pantauan, sex toy berbentuk organ tubuh vital manusia dan barang-barang berbau ponografi ini dimusnahkan dengan cara dibakar.

Menurut Onny, barang tersebut disita lantaran termasuk kategori barang yang dilarang berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2008 tentang pornografi.

"Kalau semacam sex toy itu hampir setiap minggu ada kasusnya, termasuk melalui bandara," kata dia.

Berdasarkan penelusuran KPPBC Bandung, lanjut Onny, barang-barang pornografi tersebut dipesan oleh beberapa orang di wilayah Bandung.

"Kadang-kadang barang itu tidak diambil karena memang importasi barang memerlukan izin, jadi tidak diambil oleh calon penerima barang. Sehingga, barang dikuasai negara," kata dia.


Selasa, 3 Mei 2016

Guru yang Cabuli Muridnya Hingga Hamil Diciduk Polisi

NGAWI - Wigig Wigianto (37) bin Sutoyo guru SMPN 3 Ngawi yang buron sejak kasus pencabulannya terhadap NWD (14) siswinya berhasil ditangkap polisi.

Tersangka selanjutnya diserahkan ke Kejaksaan Negeri, Senin (25/4/2016).

Menurut Kepala Seksi Pidana Umum (Kasi Pidum) Kejaksaan Negeri (Kejari) Ngawi Erius Shino, kasus ini terjadi pada Mei 2014 dan telah dinyatakan sempurna (P21).

"Saat berkas P21- nya dilimpahkan, tersangka (TSK) Wigig, tidak bisa dihadirkan. Kata penyidik saat itu  tersangka  melarikan diri, sehingga kasusnya berhenti karena TSK-nya tidak ada,"kata Erius Shino.

Tersangka  Wigig ini melarikan diri sejak bulan Juli 2015 dan selama itu menjadi buron polisi.

"TSK sempat buron selama kurang lebih 10 bulan. Setelah Polisi berhasil menangkapnya, menyerahkan kepada kami (Kejari) bersama sejumlah barang bukti," kata Erius.

Kasus pencabulan dilakukan Wigig Wigianto guru teknik informatika dan komputer kepada siswinya yang masih kelas 1.

Akibatnya NWD hamil enam bulan dan kasus ini sempat menjadi perhatian warga di Kabupaten Ngawi.

Modus dilakukan tersangka saat itu dengan mengancam korban tidak lulus bila tidak mau melayani nafsu bejat sang guru.

Pencabulan itu dilakukan saat korban mengikuti les tambahan di rumah tersangka.

Selepas mencuri pemuda ini berak dalam Musala

Riki Ardiansyah diamankan di Polsek Manyar setelah mencuri uang kotak sedekah dan membuat kotorannya di dalam musala, Selasa (3/5/2016).

GRESIK - Riki Ardiansyah (23), warga Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Gresik, nekat mencuri kotak sedekah hanya untuk mengisi perutnya yang lapar.

Ia juga nekat buang air besar di dalam musala yang baru saja disantroninya itu. Aksi Riki terungkap setelah warga mencium bau tak sedap dari dalam musala pada Minggu (30/5/2016) malam.

Setelah diteliti , bau tersebut adalah bekas ‘air besar’ seseorang. Warga lantas memeriksa kamera pengawas dan terkuaklah pelaku sekaligus pencuri kotak sedekah.

Warga yang mengetahui identitas pelaku tak perlu waktu lama menangkapnya. Pelaku sering bertandang ke desa mereka.

Setelah dibawa ke Polsek Manyar, Riki mengakui sudah mencuri uang kotak sedekah sebanyak dua kali.

"Pertama di Desa Kembangan dan kemarin di musala itu hanya Rp 200 ribu. Hasilnya untuk makan sehari tiga kali," kata pria lulusan sekolah dasar itu, Selasa (3/5/2016).

Riki nekat mencuri uang kotak sedekah karena tidak memiliki pekerjaan. “Sehari-hari hanya jalan-jalan. Mau cari kerja hanya lulusan SD," imbuh dia.

Kapolsek Manyar, AKP Frihamdeni, berharap warga bisa memasang kamera pengawas agar pencuri bisa diketahui segera.

Akibat perbuatannya, tersangka dikenakan Pasal 365 juncto pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman empat tahun penjara.


Ahad, 1 Mei 2016

Demi Follower, Siswi SMA ini Upload Foto Bugil

JAKARTA - Fenomena saling tukar foto bugil melalui aplikasi pesan singkat tengah menjamur di kalangan remaja.

Icha, siswi SMK swasta di Malang, merupakan salah satunya yang kerap melakoni hal tersebut.

Bahkan, dia pernah kena skors dari sekolahnya gara-gara foto bugilnya tersebar di media sosial.

Ketahuan pihak sekolah, Icha menerima hukuman tersebut.

“Jadi, aku kan main Instagram, nah di sana kan banyak akun promosi buat cewek-cewek seksi gitu, aku posting foto aku terus aku tag ke akun tersebut. Aku pikir aman-aman aja, karena akunku dikunci," jelas Icha.

"Eh, ternyata ada temen yang tahu kalo aku foto syur, abis itu aku dibully sama temen-temen dan bahkan aku hampir diskors selama beberapa minggu, untungnya nggak jadi lama, berapa hari doang,” ujarnya.

Diakui Icha, menyebar foto-foto bugil di media sosial dan ketahuan sekolah tidak membuatnya jera, justru diam-diam dia tetap melakukan hal yang sama.

PENCARIAN DIBLOG INI

Arkib Blog

Anda juga perlu baca

Related Posts with Thumbnails

Pengikut

Test for your internet speed

Ads

Catatan Popular