TOLITOLI, KOMPAS.com - Kapolres Tolitoli di Sulawesi Tengah, AKBP Ahmad Ramadhan, menghimbau masyarakatnya tetap tenang dan tidak resah dengan isu akan terjadi bencana besar di daerah itu pada Jumat (26/11/2010), lewat layanan pesan singkat atau SMS.
"Teror akan terjadi bencana di Tolitoli pada besok itu kabar bohong dengan tujuan meresahkan masyarakat," kata Kapolres, di Tolitoli, Kamis (25/11/2010).
Masyarakat jangan terpengaruh teror lewat SMS dan diminta untuk tetap tenang dan menjalankan aktivitasnya seperti biasa.
Polres Tolitoli sudah mendapat laporan mengenai beredarnya pesan singkat tersebut dan polisi terus menyelidiki isu ini.
Isu santer awalnya merebak di kalangan nelayan yang ada di Tolitoli. Akibatnya, sejak sore tadi, sejumlah nelayan setempat banyak yang tidak melaut.
Selanjutnya, SMS itu sudah beredar dari telepon selular (ponsel) ke ponsel lainnya, di antaranya milik ibu rumah tangga, pedagang sampai ke sejumlah mahasiswa perguruan tinggi di daerah itu.
"Saya tidak tahu awalnya SMS itu masuk ke ponsel saya. Ini SMS kiriman teman dan saya tanya teman, katanya SMS ini juga dikirim oleh temannya," kata Sri Wulan, seorang mahasiswi.
Wulan mengatakan, awal membaca SMS itu ia langsung panik. Budi, seorang pedagang juga mendapat kiriman SMS seperti itu dari nomor yang tidak dikenal.
Isi teror itu berbunyi: "Mau percaya atau tidak, Tolitoli besok tanggal 26 akan dapat musibah. Karena ada seorang nenek kerasukan setan Pulau Lutungan, katanya besok akan ada musibah besar terjadi. Jadi waspada, tolong sebarkan SMS ini ke keluarga atau teman."
Oleh masyarakat Tolitoli, Pulau Lutungan itu dipercayai tempat yang keramat, karena di situ terdapat kuburan para raja Tolitoli.
Menurut Kapolres, orang yang menyebarkan SMS teror itu bertujuan untuk menyesatkan masyarakat.
Dia juga menghimbau agar masyarakat jangan terpancing untuk menyebarkan SMS tersebut. "Itu syirik dan jangan dipercaya syirik. Itu dosa besar yang sangat dibenci sang Khalik," katanya.
