Liputan6.com, Jakarta: Peredaran video mesum mirip artis Ariel-Luna-Cut Tari semakin mengkhawatirkan berbagai pihak, termasuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Guna mencegah peningkatan kasus perkosaan terhadap anak-anak, KPAI mendeklarasikan Koalisi Antipornografi.
Sejumlah aktivis dari berbagai Lembaga Pemasyarakatan Masyarakat dan cendekiawan menghadiri deklarasi Koalisi Antipornografi di Kantor KPAI, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (25/6). Koalisi ini dibentuk atas dasar kerja sama Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Kementerian Agama, serta kejaksaan.
Menurut Hadi Supeno selaku Ketua KPAI, tujuan pembentukan koalisi itu semata-mata untuk menekan tindak kekerasan seksual terhadap anak-anak. Hingga kini Undang-undang Antipornografi dinilai belum tegas membumihanguskan peredaran video mesum dan perilaku pelecehan seksual.
KPAI berharap, dengan dibentuknya Koalisi Antipornografi maka aparat hukum dapat lebih tegas menghukum pembuat, pengedar, dan penyebar materi pornografi. Termasuk di antaranya artis yang disebut-sebut sebagai pelaku pembuat video porno.
Data KPAI sendiri telah mencatat sebanyak 33 kasus pencabulan dan kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. Perilaku itu muncul semenjak video mirip Ariel-Luna-Cut Tari beredar. Salah satu contoh kasus ialah perkosaan di Jawa Tengah, dialami seorang anak usia empat tahun yang dilakukan rekan sebayanya.
