Nuffnang Ads

SAJIAN KAMI

BERITA-BERITA KASUS JENAYAH SEKSUAL DAN BERITA-BERITA SEMASA..

Rabu, 2 April 2014

Bermodalkan Rp10 Ribu, Lima Murid Dicabuli Guru




RANTAU - Sy (42), guru sekaligus pimpinan salah satu sekolah di Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) menyerahkan diri ke Polsek Kualuh Hulu, Kamis (27/3). Pasalnya, Sy takut dihakimi massa setelah dilaporkan orangtua muridnya atas kasus pencabulan terhadap lima anak didik yang belajar di sekolah yang dipimpin Sy.

Terungkapnya perbuatan cabul yang dilakukan Sy berawal, Senin (24/3) lalu, salah seorang siswa yang duduk di bangku kelas II SMP berinisial FA mengadukan peristiwa cabul yang dialaminya kepada orangtuanya. Mendengar hal itu, sontak orangtua FA kaget.

Namun, orangtua FA tidak langsung membuat pengaduan ke kantor polisi. Melainkan melakukan investigasi terlebih dahulu di lingkungan sekolah. Hasilnya, ternyata terdapat empat siswa lainnya yang telah menjadi korban pencabulan diantaranya AH kelas III SMP, FM kelas III SMP, HA kelas II SMA, dan AW  kelas 3 SMP.

Setelah mengetahui telah ada lima siswa menjadi korban, akhirnya orangtua FA menemui semua orangtua siswa yang juga turut menjadi korban agar membuat pengaduan ke kantor polisi. Namun, sejumlah orangtua siswa yang mengetahui hal tersebut marah dan langsung mendatangi sekolah, serta hendak menghakimi tersangka.

Namun, sebelum orangtua siswa tiba, tersangka langsung menyerahkan diri ke Polsek Kualuh Hulu untuk mendapatkan perlindungan dan langsung dibawa ke Mapolres Labuhanbatu. Tersangka saat ditemui mengaku nekat mencabuli lima siswanya karena mengalami kelainan seks sejak kecil.

“Ketika kecil saya pernah dicabuli. Dan hal itu yang membuat saya tertarik dengan laki-laki hingga saat ini.,” kata Sy, saat di periksa di ruangan Unit PPA Polres Labuhanbatu.

Sy mengaku telah mencabuli lima siswanya, empat di antaranya baru sekali, sementara seorang lagi telah beberapa kali. Setelah mencabuli siswanya, Sy selalu memberikan uang Rp10 ribu sebagai uang jajan. Perlakuan cabul kepada siswa telah dilakukannya sejak empat tahun lalu.

“ Empat siswa itu baru sekali saya cabuli, sedangkan satu siswa lagi sudah berkali-kali. Usai saya cabuli mereka saya kasih uang jajan Rp10 ribu,” katanya. Sy menjelaskan, perbuatannya dilakukan di dalam kamar mandi dan gudang sekolah, sekira pukul 23.00 WIB, saat keadaan sepi.

Terpisah, Kapolres Labuhanbatu AKBP Achmad Fauzi Dalimunthe SIK saat dikonfirmasi membenarkan pihaknya telah mengamankan seorang tersangka kasus pencabulan.

“Satu tersangka kasus pencabulan kita amankan. Saat ini ada lima korban masih kita periksa. Tersangka akan kita jerat dengan Pasal 82 UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak junto Pasal 294 KUHPidana subs 292 KUHPidana  atas pencabulan dengan ancaman 15 tahun penjara,” katanya.

FA Minta Pindah Sekolah

NH, orangtua FA, salah satu korban yang duduk di kelas II SMP, mengaku semula tidak menyangka alasan anaknya selalu minta pindah karena takut selalu menjadi korban cabul.
Anaknya FA pulang ke rumahnya di Kecamatan Kualuh Selatan, Rabu (26/3).

NH kemudian datang ke sekolah untuk membayarkan uang sekolah, sekaligus mempertanyakan perilaku anaknya yang tidak seperti biasanya. Namun Sy, pimpinan sekolah tidak berhasil ditemui.

Dari istri Sy, NH memeroleh informasi bahwa anaknya telah dikeluarkan dari sekolah karena karena merusak lemari. Mendengar itu, NH buru-buru pulang dan mempertanyakan hal tersebut kepada anaknya.

“Sampai di rumah saya tanya FA, ‘kenapa kau bandal?. Oleh FA dijawab’ saya tidak bandal, Ma. Saya tidak tahan lagi sekolah di situ, Ma. Pindahkan saya ke sekolah lain,” kata NH, menirukan percakapannya dengan anaknya, FA.

NH kemudian menanyakan alasan FA pindah. Selanjutnya NH memarahi anaknya, karena beranggapan di mana pun sekolah itu sama saja. Kemungkinan karena dimarahi, FA menceritakan peristiwa cabul yang dilakukan Sy kepada orangtuanya.

FA bercerita, kejadian itu ketika dirinya masih kelas I SMP. Namun sejak kelas II, dirinya tak pernah dicabuli karena FA melawan. Mendengar cerita anaknya, NH mencari tahu siapa korban lainnya. NH menemukan empat anak lainnya, dibantu FA. Menurut cerita anak-anak yang menjadi korban, Sy mengajak anak-anak menemaninya buang air dan kadang mengajak anak keluar dari sekolah, sebelumnya mencabuli mereka.

Dijaga Warga
Setelah peristiwa cabul yang menimpa 5 murid menyebar, sejumlah warga berjaga-jaga di sekitar sekolah.

Pasalnya, warga khawatir massa dari dari daerah lain merusak fasilitas sekolah yang didirikan atas sumbangan masyarakat tersebut. “Ini dibangun atas sumbangan dan swadaya masyarakat, bukan milik pribadi,” kata RL (61), salah satu warga.

Sementara, proses belajar mengajar tetap berjalan di sekolah yang meliburkan anak-anak setiap Kamis itu. “Proses belajar tetap berjalan seperti biasa,” kata Hendra, salah satu guru.

PENCARIAN DIBLOG INI

Arkib Blog

Anda juga perlu baca

Related Posts with Thumbnails

Pengikut

Test for your internet speed

Ads

Catatan Popular