Nuffnang Ads

SAJIAN KAMI

BERITA-BERITA KASUS JENAYAH SEKSUAL DAN BERITA-BERITA SEMASA..

Sabtu, 24 Julai 2010

Perut Kanak-Kanak 3 Tahun Kian Membesar


Surabaya-Surya- Bocah berusia 3 tahun, Alek Galih Prasmalingga, akhirnya berhasil dirujuk ke RSU Dr Soetomo, Surabaya, Jumat (23/7) malam. Bocah asal Desa Mlinjon, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek, ini mengalami pembesaran perut luar biasa akibat penumpukan tinja (feses) dalam usus besarnya. Tumpukan tinja itu tak bisa keluar melalui lubang anusnya sejak sekitar 1,5 tahun lalu.

Dengan mobil ambulans, pukul 15.00 WIB Alek dibawa ke Surabaya dari rumah gedhek keluarganya di Dusun Selorejo RT 52/RW 07, Desa Mlinjon. Rombongan sampai di RSU Dr Soetomo pukul 18.00 WIB.

Sebetulnya, dokter sudah mendiagnosis Alek menderita penyakit yang disebut hirschprung disease atau megacolon itu sejak Februari lalu. Namun, karena ketiadaan biaya, keluarga Alek tidak melanjutkan perawatan medis apa pun.

Kondisi Alek baru mengundang perhatian setelah anak itu mulai murung sejak ayahnya, Sunardi, 55, meninggal seminggu lalu. Kondisinya yang sudah parah, makin bertambah buruk sepeninggal Sunardi yang begitu perhatian pada Alek. Padahal, ibu Alek, Sunarwini, 45, juga tak ada di sampingnya karena bekerja di Arab Saudi sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita). Ia kini tinggal bersama neneknya, Mbok Brintik alias Jaikem, 80, di Desa Mlinjon.

Secara medis, penyakit megacolon atau hirschprung disease yang diderita Alek ini disebabkan oleh simpul saraf pada ujung usus besarnya (colon) tidak berfungsi atau mati. Kondisi ini menyebabkan otot pada ususnya tidak bisa bergerak (atau berkontraksi) untuk mendorong tinja keluar menuju lubang anus.

Akibat penyakit yang dideritanya sejak berusia 1,5 tahun itu, Alek mengalami pembesaran perut hingga menyerupai kandungan perempuan dewasa. Tubuhnya kurus, tapi di bagian perut tampak mengembung.

Penuturan pihak keluarga, kelainan yang dialami bocah kelahiran 29 Juli 2007 ini berawal saat bocah malang ini mulai disapih dan tidak lagi mengonsumsi air susu ibu (ASI). Saat itu, usia Alek 1,5 tahun.

“Sebelumnya, kondisi Alek wajar-wajar saja seperti bayi normal,” kata Rudianto, paman Alek yang ikut mengantarkan ke RSU Dr Soetomo.

Ketika mulai makan nasi karena disapih itu, Alek kesulitan buang air besar. Tiap kali habis makan, Alek selalu menangis tanpa sebab.

Ayah dan ibunya yang kala itu masih ada di sisi Alek, kurang tanggap dengan masalah Alek. Mereka baru curiga setelah hampir seminggu, bungsu dari tiga bersaudara ini tidak kunjung buang air besar (berak).

Berbagai upaya pengobatan alternatif seperti pijat tradisional, ramuan jamu, hingga pemeriksaan medis ke posyandu dan puskesmas pernah dilakukan. Namun, bukan membaik, kondisi Alek justru mengkhawatirkan. Perutnya membesar seiring ketidakmampuannya untuk buang air besar.

PENCARIAN DIBLOG INI

Arkib Blog

Anda juga perlu baca

Related Posts with Thumbnails

Pengikut

Test for your internet speed

Ads

Catatan Popular