Saya paparkan pendapat penulis warga Indonesia yang cukup punyai ilmu pengetahuan dan secara terbuka mengenai perilaku sebahagian warga Indonesia...
Ganyang Malaysia! Perlukah…?
Di Wikimu, ada warta maupun komentar yang bernada perlawanan terhadap Malaysia. Hal yang sama bisa kita temui di status Facebook, YM maupun media jaringan sosial yang lain. Singkatnya ini adalah ekspresi kemarahan warga terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan orang Malaysia, mulai dari klaim reog Ponorogo, tari pendet, sampai persoalan lagu Indonesia Raya yang ‘dipermak’ oleh (konon) orang Malaysia.
Berita di TV juga menayangkan di beberapa kota terjadi demonstrasi yang mengecam Malaysia. Bahkan orang menyatakan siap berperang menghadapi Malaysia. Hal yang terbaru adalah para hacker dari Indonesia menyerang situs-situs Malaysia, dengan menampilkan warna merah putih, lambing bendera Indonesia, pada hari Minggu malam sampai Senin dini hari (30-31 Agustus).
Di sisi lain, banyak warga Indonesia yang menyayangkan sikap pemerintah RI yang terkesan lembek terhadap Malaysia. Hanya mengirimkan nota protes, yang dalam tingkatan diplomatik ini tindakan yang skala rendah.
Sampai di ujung manakah gelombang protes ini? Benarkah kita akan berperang?
Menurutku adalah konyol bila kita berperang. Dan reaksi sebagian masyarakat kita agak berlebihan. Seperti contoh terakhir lagu Indonesia Raya yang dipermak kata-katanya. Lagu ini diposting di internet, lalu siapa yang bisa jamin bahwa pembuatnya itu orang Malaysia? Jangan-jangan pembuatnya dari negara lain atau malah orang Indonesia sendiri yang memancing di air keruh. Andai kata itu memang buatan orang Malaysia, apakah benar tindakan tersebut mewakili sikap seluruh rakyat Malaysia?
Hal yang sama juga terjadi pada isu tari pendet yang diklaim Malaysia. Kejadiannya adalah ini klip promo yang dibuat sebuah agency untuk TV Discovery Channel. Mungkin agency-nya tidak paham kebudayaan Malaysia, lalu asal comot dari VCD tari pendet Bali, tanpa urus copy right-nya dari mana. Mungkin juga demi penghematan biaya, sehingga agency ini melakukan pembajakan. Nah, yang keliru kan si agency iklan ini. Apakah ini mencerminkan sikap rakyat Malaysia juga?
Aku berpendapat tindakan-tindakan yang menghina, melecehkan bangsa Indonesia atau mengklaim budaya kita, hanya dilakukan oleh segelintir orang Malaysia saja. Sama juga dilakukan ketika ada massa demonstrasi di Jakarta, lalu membakar bendera negara asing, bukankah ini juga penghinaan/pelecehan pada negara tersebut? Lalu apakah tindakan ini juga mencerminkan seluruh bangsa Indonesia anti pada negara tersebut?
Jadi rasanya tidak perlu berlebihan menyikapi provokasi-provokasi dari segelintir orang Malaysia itu. Kalau kita jadi berperang, lebih banyak ruginya. Kalaupun tidak jadi berperang, hanya caci maki di internet, rasanya kok buang-buang energi saja.
Pada dasarnya kedua negara ini (Indonesia dan Malaysia) ini bisa saling kerjasama dan menguatkan satu dengan yang lain. Kedua negara ini adalah penghasil kelapa sawit, karet maupun timah yang termasuk besar di dunia. Artinya kedua negara ini bisa menentukan harga dunia, komoditi-komoditi tersebut. Kestabilan politik di kedua negara maupun kawasan Asia Tenggara jauh lebih menguntungkan daripada berperang satu dengan yang lain.
Justru ‘permainan emosi’ rakyat Indonesia terhadap Malaysia ini mesti dilihat secara kritis. Siapa yang diuntungkan dari naiknya isu anti Malaysia ini? Para hackerkah? Para politisi? Para TKI/TKW? Atau ada motif bisnis, dimana situasi Indonesia yang ‘emosional’ ini membuat para investor enggan berlama-lama di Indonesia dan pindah ke negara tertentu? Mungkinkah ini hanya isu untuk mengalihkan perhatian rakyat Indonesia dari masalah-masalah yang lebih berat?
Mari letakkan masalah Malaysia ini dengan pikiran yang jernih dan cermat. Jangan sampai slogan ganyang Malaysia justru akan menjadi bumerang bagi negeri ini….
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=15236