Nuffnang Ads

SAJIAN KAMI

BERITA-BERITA KASUS JENAYAH SEKSUAL DAN BERITA-BERITA SEMASA..

Khamis, 30 Ogos 2012

‘Buruh migran’ Jangan Sebut Mereka TKI Lagi




MALANG - Masyarakat diminta tidak menggunakan istilah tenaga kerja Indonesia (TKI) lagi, pada orang yang mengadu nasib di luar negeri.

Istilah ‘buruh migran’ dianggap memiliki ketegasan kepentingan dan posisi tawar para ‘pahlawan devisa’.

Hal ini mengemuka dalam sarasehan budaya bertema Ekspansi Budaya Sebagai Bentuk Perlindungan Bagi Buruh Migran Indonesia, di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW), Malang, Jawa Timur, Rabu (29/8/2012).

Ketua Pusat Studi dan Hak Asasi Manusia Universitas Airlangga (Pusham Unair) Bambang Budiono, menyarankan masyarakat dan pemerintah menggunakan istilah buruh migran.

“Kalau tukang sapu, itu masih layak dianggap pekerja, karena tidak ada kepentingannya,” kata Bambang.

Menurutnya, pemerintah juga harus mengubah cara pandang terhadap buruh migran. Selama ini, para buruh migran yang diberangkat ke luar negeri hanya dipandang sebagai pekerja.

Bambang menilai, buruh migran yang mayoritas perempuan dan menjadi pembantu rumah tangga (PRT), bisa berperan sebagai duta budaya.

“Mereka bisa menyiarkan cerita rakyat Indonesia, kuliner khas Indonesia, maupun karya seni budaya Indonesia,” tuturnya.

Untuk itu, Bambang menyarankan pemerintah membekali calon buruh migran dengan beragam pengetahuan.

Selain pengetahuan umum, calon buruh migran harus dibekali dengan hak-haknya. Maka, perlu ada kurikulum khusus yang menjadi bekal bagi calon imigran.

PENCARIAN DIBLOG INI

Arkib Blog

Anda juga perlu baca

Related Posts with Thumbnails

Pengikut

Test for your internet speed

Ads

Catatan Popular