Nuffnang Ads

SAJIAN KAMI

BERITA-BERITA KASUS JENAYAH SEKSUAL DAN BERITA-BERITA SEMASA..

Selasa, 25 Mei 2010

Kedai Makan Di Medan Sajikan Air Badak??

Seorang pekerja di sebuah rumah makan di Jalan KH Wahid Hasyim, Kota Medan, memperlihatkan botol-botol minuman bermerek Badak. Merek minuman bersoda yang berumur hampir seabad itu memiliki konsumen fanatik, baik di Kota Pematang Siantar, tempat pabriknya, maupun di Medan hingga di Jakarta.




KOMPAS.com — Jangan terkaget bila Anda sedang makan di sebuah rumah makan di Kota Medan, Sumatera Utara, kemudian ditawari Badak! Tenang! Anda tidak akan ditawari sup daging badak! Sudah barang tentu bukan pula akan muncul sajian sate daging badak! Badak yang ini menyegarkan.

Badak adalah merek minuman bersoda yang berusia hampir seratus tahun. Di botol minuman tertera gambar badak bercula satu dan tulisan "Badak". Badak telah melegenda di Kota Medan, Kota Pematang Siantar, dan sekitarnya. Badak dengan mudah ditemukan berdampingan dengan minuman bersoda lainnya, teh botol, dan air mineral di berbagai rumah makan.

"Bagi orang Medan dan Pematang Siantar, minuman Badak ini sangat terkenal. Sudah lama mereka mengenal. Kebanyakan dijual di restoran Tionghoa dan rumah makan Batak Toba," kata Jhoni Siahaan, warga Medan.

Di salah satu rumah makan di Jalan KH Wahid Hasyim, barisan botol Badak berjajar di antara jajaran Coca-Cola, Fanta, Sprite, teh Sosro,

Aqua, dan minuman lain. Mungkin, Badak satu-satunya minuman bersoda yang bisa bersaing dengan produk-produk bermerek internasional.

Bagi warga Medan dan Pematang Siantar, Badak telah menjadi bagian sejarah mereka sejak lama. Badak lebih dahulu dikenal dibandingkan dengan minuman bersoda dengan merek internasional dan teh botol itu. Badak telah hadir di Pematang Siantar dan Medan.

Tahun 1916, pabrik dengan nama NV Ijs Fabriek Siantar didirikan Heinrich Surbeck—pria kelahiran Halau, Swiss—di Kota Pematang Siantar. Perusahaan ini memproduksi es batu dan juga minuman bersoda. Melihat angka tahunnya, minuman ini diproduksi jauh sebelum minuman bersoda lainnya masuk ke Indonesia, seperti Coca-Cola yang diperkenalkan tahun 1927 dan baru diproduksi di Jakarta tahun 1932.

Tidak diketahui persis alasan Pematang Siantar dipilih sebagai lokasi pabrik. Hanya saja kota itu diperkirakan menghasilkan air yang bagus untuk es batu. Di sisi lain, kota itu yang dikelilingi perkebunan memiliki penduduk dengan kantong tebal, yang berarti pula berpotensi menjadi konsumen mereka pada masa itu. Pada masa lalu pejabat perkebunan dari daerah sekitar banyak beristirahat di Kota Pematang Siantar.

"Soal nama Badak saya tidak tahu persis. Setahu saya, Surbeck adalah sarjana teknik kimia yang juga pencinta alam. Ia memiliki banyak koleksi tumbuhan dan hewan kering. Saya menduga nama Badak diambil karena kecintaannya kepada alam," kata Elman Tanjung (89) yang berkarier dari mulai menjadi pegawai rendahan pada 1938 hingga menjadi Direktur NV Ijs Fabriek Siantar.

Tanjung mengatakan, pabrik minuman ini berkembang pesat. Perusahaan yang juga mengelola pembangkit listrik dan hotel ini memproduksi sejumlah minuman bersoda dengan berbagai rasa, mulai dari jeruk, anggur, sarsaparila, hingga air soda. Salah satu rasa yang terkenal dan masih digemari masyarakat Pematang Siantar dan Medan adalah rasa sarsaparila, sebuah rasa yang diekstrak dari tumbuhan herbal yang berasal dari Meksiko. Orang Medan kadang menyebut "sarsi" untuk minuman, kependekan dari sarsaparila.

PENCARIAN DIBLOG INI

Arkib Blog

Anda juga perlu baca

Related Posts with Thumbnails

Pengikut

Test for your internet speed

Ads

Catatan Popular