SOLO - Tuduhan pencabulan yang mengakibatkan hamilnya seorang remaja menjerat Raja Keraton Solo, Pakubuwono XIII. Siswi inisial AT (15) pelajar SMK di Solo tersebut, melaporkan ke Polres Sukoharjo, untuk meminta pertanggungjawaban terhadap janin dan masa depan dirinya.
Didampingi oleh kuasa hukumnya Asri Purwanti, AT menjelaskan awal kisah dia bisa berbadan dua di hadapan petugas Polres, Senin (21/7/2014) siang. AT mengaku, Maret 2014 sedang kebingungan mencari uang untuk membayar uang sekolah.
Akhirnya AT bertemu dengan salah satu rekannya berinisial YSF (15) yang menjanjikan membantu mencari pekerjaan di sebuah rumah makan. Kemudian AT dikenalkan dengan WT yang mempertemukan dengan seorang pria.
Ketika di mobil, AT diberi permen sehingga setengah sadar dan dibawa ke hotel. Di kamar hotel itu AT disetubuhi oleh seseorang. AT diberi uang Rp 2 juta tapi hanya sampai ke tangannya Rp 700 ribu.
Keka diperlihatkan foto PB XIII, AT membernarkan bahwa pria itu yang menyetubuhinya.
Keluarga korban melalui kuasa hukumnya sudah pernah mencoba mediasi dengan pihak keraton, namun tidak ada kepastian. Sehingga dengan alasan tersebut, kasus dilaporkan ke pihak kepolisian.
“Dalam kasus ini semua saja bisa mengaku menjadi Sinuhun, namun prinsipnya kita sedang melakukan investigasi ke dalam dan ke luar, saat ini Sinuhun juga masih di luar kota,” kata Kanjeng Pangeran Edi Wirabumi sebagai pemangku Lembaga Hukum Keraton Surakarta.
