Selasa, 23 Februari 2010 | 12:41 WIB
KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Pemerintah Malaysia berencana menyelenggarakan konferensi internasional tentang hukum cambuk dan membahas apakah hal itu merupakan hukuman yang pantas bagi perempuan sesuai hukum Islam. Menteri Urusan Perempuan Malaysia, Shahrizat Abdul Jalil, dalam sebuah pernyataan, Selasa (23/2/2010), mengatakan bahwa dia akan mencari dukungan kabinet untuk menyelenggarakan konferensi semacam itu.
Malaysia minggu lalu mengumumkan bahwa otoritas penjara negeri itu telah mencambuk tiga perempuan Muslim yang belum menikah pada 9 Februari setelah sebuah pengadilan syariah di Kuala Lumpur menyatakan mereka bersalah karena melakukan hubungan seks pranikah.
Shahrizat mengatakan, dia berencana untuk mengundang para menteri dari negara-negara mayoritas Islam lainnya, akademisi, dan ahli-ahli agama untuk menukar gagasan dan pengalaman dalam menerapkan syariah Islam.
Tiga perempuan yang dicambuk itu telah menyerahkan diri ke otoritas Islam setelah tidur dengan pacar mereka dan menjadi hamil. Menurut sejumlah media lokal yang dekat dengan pemerintah, ketiga perempuan itu membela bentuk hukuman itu, yang katanya memberi mereka kesempatan untuk bertobat.
KOMENTAR WARGA INDONESIA:
-
steve harisSelasa, 23 Februari 2010 | 16:04 WIBsetau saya luka cambuk itu permanen, cocok buat indonesa khusus untuk para koruptor -
Eka SeptianaSelasa, 23 Februari 2010 | 15:26 WIBTuhan maha adil kok. cowoknya lolos di dunia yaaa pasti kena di akhirat laahhh lebih parah malah kalo di akhirat iihh sereemmm :( -
Leroy -
ojo laliSelasa, 23 Februari 2010 | 15:19 WIBya gak lah... perempuan tidak diakui eksistensinya tuh... di afghanistan sekolah perempuan dibom terus, muridnya dibunuh... itu yg ekstrem... yg moderat ya seperti malaysia2 ini... kasihan kan perempuan..... ?