
SURABAYA - Kenekatan siswa SDN Banyu Urip VI, Christianus Soa (13) alias Imon yang nekat gantung diri memang terkait himpitan ekonomi keluarganya. Tapi apa yang dilakukan bocah kelas 6 SD itu tak lepas dari lemahnya pengawasan guru dan sistem pendidikan.
"Imon memandang ekonomi menjadi alasan dia bunuh diri. Suatu alasan yang tak bisa dibicarakan dengan keluarganya. Padahal sekolah tahu dan tak peduli," kata ketua hotline pendidikan Jatim, Isa Anshori, saat dihubungi Sabtu (10/12/2011).
Pria yang juga menjadi ketua dewan pendidikan Surabaya itu mengatakan bahwa ketidakpedulian sekolah terhadap masalah Imon membuat anak yang juga dipanggil Simon atau Remon itu menyelesaikan dengan caranya sendiri.
"Kalau bunuh diri dengan gantung diri mungkin didapat Imon dengan melihat tayangan di TV atau media," tambah Isa.
Isa mengkritik sistem pendidikan saat ini yang lebih mementingkan proses belajar mengajar tanpa melihat problem si anak. Isa menyebut sistem pendidikan itu adalah sistem pendidikan yang berjarak.
Dalam sistem itu, kemauan antara guru dan anak bisa berbeda. Dan dalam sistem itu, guru lebih sering tidak mampu dan memahami anak.
"Sistem pendidikan lemah. Padahal sekolah adalah rumah kedua dan guru adalah orang tua kedua bagi anak. Saat anak mendapat masalah seharusnya guru-lah yang menjadi tempat curhatnya," lanjut Isa.
Dalam kasus ini, Isa melihat bahwa Imon tidak mempunya seseorang yang bisa diajaknya bicara. Ibu yang menjadi tempat menumpahkan keluh kesah Imon sudah tidak ada di sampingnya sejak 4 tahun lalu.
Kakak pertamanya, Ita, tidak bisa diajak berkomunikasi karena sering tidak berada di rumah. Sementara ayahnya, Nong Soa dan kakak keduanya, Lia Agustina, mungkin waktunya habis untuk bekerja. Dalam kondisi semacam itu, guru Imon juga tidak peka dan tidak mencoba untuk memahami kondisi Imon.
"Jika saja pihak sekolah paham persoalan Imon, seharusnya peristiwa pagi tadi tidak perlu terjadi," tandas Isa.