Penderita AidsBANDUNG - Menjadi Kota dengan kasus tertinggi di Jabar, perkembangan epidemi HIV/AIDS di Kota Bandung memasuki masa kritis dan memprihatinkan. KPA Kota Bandung mencatat sejak tahun 1991 hingga April 2011, ditemukan sebanyak 2.380 kasus HIV/AIDS dengan rincian 1.142 kasus HIV dan 1.236 kasus AIDS.
Yang lebih memprihatinkan lagi, penularan HIV/AIDS ini tidak memandang usia, jenis kelamin, maupun profesi. Berdasarkan grafik kumulatif penderita HIV AIDS menurut jenis pekerjaan menunjukkan HIV/AIDS menjangkiti kalangan pengangguran atau tidak bekerja sebesar 21,3 persen, pekerja swasta 20,34 persen, mahasiswa dan pelajar 11,68 dan ibu rumah tangga sebesar 9,54 persen.
"Untuk yang pengangguran, karena tidak ada pekerjaan lain makanya mereka lalu nyoba-nyoba nyuntik. Untuk ibu rumah tangga, itu kebanyakan karena tertular dari suaminya. Kasihan," ujar Walikota Bandung Dada Rosada dalam acara Peringatan Hari AIDS Tingkat Kota Bandung di Gedung Biofarma, Jalan Djunjunan, Kamis (1/12/2011).
Sementara menurut kelompok umur, kelompok usia produktif dari 20-29 tahun adalah yang paling tinggi, yaitu sebesar 57,39 persen. Pada usia 30-39 tahun sebanyak 27,98 persen dan pada usia 0-14 tahun ada 3,36 persen.
"Dari 3,36 persen usia 0-14 itu 74 di.antaranya berusia balita. Ini memprihatinkan, balita yang tidak punya dosa, dan tidak tahu apa-apa terkena AIDS," kata Dada.
Melihat hal itu, Dada mengaku sangat prihatin apalagi yang mengidap HIV/AIDS kebanyakan adalah usia produktif yang memiliki peran bagi keluarganya. Karena itu momen Hari AIDS Sedunia ini menurutnya tepat untuk membangun kembali komitmen untuk menanggulangi HIV/AIDS.
