BANYUWANGI - Menikah di dalam lingkungan penjara, tidak membuat Imam Sarofi (23) dan SM (17) kehilangan senyum mereka.
Keduanya, terlihat layaknya pasangan pengantin pada umumnya, bahagia dan tersenyum gembira.
Namun, karena pernikahan berlangsung di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Banyuwangi, suasana
BANYUWANGI - Menikah di dalam lingkungan penjara, tidak membuat Imam Sarofi (23) dan SM (17) kehilangan senyum mereka.
Keduanya, terlihat layaknya pasangan pengantin pada umumnya, bahagia dan tersenyum gembira.
Namun, karena pernikahan berlangsung di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Banyuwangi, suasana gembira dengan cepat menjadi kesedihan saat kedua pengantin baru ini berpisah.
Imam yang merupakan tahanan kasus persetubuhan anak di bawah umur, harus kembali ke selnya.
Sedangkan SM, harus kembali pulang ke rumahnya di Dusun Sugihwaras Desa Bumirejo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi.
"Ya bagaimana lagi, memang harus pisah. Tapi saya senang akhirnya bisa menikah," kata SM yang hanya memiliki tinggi 130 cm, Kamis. (13/2/2014).
Imam juga mengangguk pelan. "Alhamdulillah, saya senang meski harus menikah di penjara karena saya memang cinta," ucap Imam.
Tak hanya senang karena menikah dengan orang yang dicintainya, Imam juga senang karena ada kemungkinan vonis palu hakim akan rendah. Itu karena ia sudah menikah sebagai bukti bertanggung jawab atas perbuatannya.
"Saya dengarnya juga begitu, hukuman hakim bisa berkurang dan saya harap juga seperti itu," kata Imam, yang mengetahui hukuman miminal bagi pelaku persetubuhan anak di bawah umur adalah 3 tahun penjara.
