Nuffnang Ads

SAJIAN KAMI

BERITA-BERITA KASUS JENAYAH SEKSUAL DAN BERITA-BERITA SEMASA..

Khamis, 17 Mac 2011

Awas, Uang Palsu Senilai Rp 1 Miliar Beredar di Jatim



SURABAYA:- Peredaran uang palsu (upal) di Jawa Timur sudah bukan monopoli jaringan Jawa Tengahan. Sindikat asal Jombang sudah bisa memroduksi upal dengan kapasitas produksi miliaran rupiah per bulan. Juga waspadalah, karena uang palsu produksi mereka senilai sekitar Rp 1 miliar, sudah beredar di Jatim.

Jaringan ini dibongkar anggota Unit Pidana Ekonomi (Pidek) Sat Reskrim Polrestabes Surabaya. Jaringan ini diotaki sekaligus didanai Jamaludin, warga Jl Jambu, Jabon, Jombang. Lelaki 57 tahun itu dikenal sebagai pengusaha sukses di desanya. Ia memiliki bisnis sarang burung walet dan toko bahan bangunan (galangan).

Polisi menduga, jaringan ini ada kaitannya dengan jaringan serupa di Jawa Tengah. Setidaknya, salah satu kelompok jaringan ini pernah terlibat dalam proses pembuatan dan pendistribusian upal skala nasional.

Polisi meringkus Jamaludin setelah terlebih dahulu menangkap operator pabrik upal sekaligus pengedar upal, Mochamad Chusairi (25), warga Sambi Sari, Jombang, Selasa (15/3). Chusairi ditangkap saat melakukan transaksi di Jl Mastrip, Karang Pilang, Surabaya.

“Awalnya kami hanya memancing dia untuk bertransaksi Rp 500.000 uang palsu pecahan Rp 100.000,” ujar Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Coki Manurung didampingi Kasat Reskrim AKBP Anom Wibowo, Rabu (16/3).

Transaksi skala kecil ini merupakan bagian dari strategi polisi agar tidak dicurigai Chusairi. Pasalnya, selama ini jaringan upal selalu menolak kalau diminta bertransaksi di wilayah Surabaya.

Namun polisi masih memiliki senjata lain untuk menjebak Chusaeri. Belasan anggota Kanit Pidek AKP Hendri Umar yang dipimpin Iptu Ida Bagus Kade sudah memblokade Jl Mastrip agar buruannya itu tidak kabur. Beberapa anggota polisi juga menyamar menjadi tukang becak agar tidak diendus oleh Chusaeri.

Rupanya, strategi ini berhasil. Chusaeri tak menyadari kalau tukang becak yang ada di sekitarnya itu adalah polisi yang menyamar. Setelah dilakukan transaksi, barulah beberapa polisi yang menyamar itu menyergap Chusaeri.

“Chusaeri kemudian kami keler ke Jombang. Ternyata perkiraan kami benar. Chusaeri menyimpan upal di rumahnya Rp 29,5 juta. Uang itu merupakan bagian dari transaksi yang kami lakukan untuk membongkar jaringan ini,” ungkap Coki.

Tak berhenti sampai di situ, polisi kemudian bergerak ke sebuah rumah berlantai tiga di kawasan Perak, Jombang milik Jamaludin. Lantai satu rumah ini difungsikan sebagai toko bahan bangunan. Dari mulut Chusaeri-lah polisi kemudian mengetahui ternyata lantai tiga bagunan itu difungsikan sebagai pabrik upal.

Dari penggerebekan ini polisi meringkus Jamaludin berserta upal dalam jumlah besar. Polisi menemukan upal berjumlah Rp 470 juta siap edar. Selain itu, berbagai macam peralatan sablon, laptop, scanner, printer, tumpukan kertas HVS, alat penjepit, dan bahan-bahan kimia juga diamankan polisi.

Sayangnya, polisi gagal menangkap YY, FR dan IV, operator pabrik lainnya. “Kami masih memburu ketiga buronon itu. Mudah-mudahan dalam waktu dekat mereka bisa kami tangkap,” tegas AKBP Anom Wibowo.

PENCARIAN DIBLOG INI

Arkib Blog

Anda juga perlu baca

Related Posts with Thumbnails

Pengikut

Test for your internet speed

Ads

Catatan Popular