SURABAYA - Angka kemiskinan di Jatim berdasarkan survei sosial ekonomi nasional (susenas) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim per Maret 2012 turun 5,53 persen dibandingkan Maret 2011, dari 5,356 juta jiwa menjadi 5,071 juta jiwa.
Penurunan itu terjadi di perkotaan maupun pedesaan menurun. Rinciannya, pedesaan turun dari 18,19 persen menjadi 17,35 persen, sedang perkotaan turun 9,87 persen menjadi 9,06 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Jatim Irlan Indrocahyo mengatakan, penyebaran penduduk miskin di Jatim masih didominasi warga di pedesaan dengan besaran 67,84 persen atau 3,44 juta jiwa. Angka ini meningkat dibanding tahun lalu, di pedesaan mencapai 67 persen. Sedang penduduk miskin di perkotaan sebanyak 32,62 persen atau sebesar 1,63 juta jiwa dari total penduduk miskin di Jatim.
Irlan menjelaskan, garis kemiskinan pada tahun 2012 dipatok Rp 233.202 per kepala/bulan. Angka ini merujuk pada kebutuhan minimal, seperti kalori, makanan, pakaian dan lain-lain, per kepala/bulan. Nah mereka yang berada di bawah angka Rp 232.202 itulah yang masuk katagori miskin.
"Garis kemiskinan tahun 2012 ini naik 6,13 persen dibandingkan 2011 sebesar Rp 219.727. Sedang tahun 2010 masih Rp 199.327," kata Irlan kepada wartawan, Senin (2/7/2012).
Irlan menambahkan, penyebab penurunan angka kemiskinan ini antara lain, banyaknya program pengentasan kemiskinan seperti PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri), bantuan permodalan, program keluarga harapan, program jalin kesra serta berbagai berbagai inovasi di daerah-daerah otonom," katanya.
