Nuffnang Ads

SAJIAN KAMI

BERITA-BERITA KASUS JENAYAH SEKSUAL DAN BERITA-BERITA SEMASA..

Jumaat, 1 Oktober 2010

30 Keluarga Ahmadiyah Sembunyi di Makam

Warga melihat masjid yang dibakar massa di Ciampea Udik RW. 5, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/10/2010). Massa menyerang desa yang dihuni sekitar 500 jemaah Ahmadiyah, menghancukan belasan rumah dan membakar dua rumah dan satu masjid.



BOGOR, KOMPAS.com - Pembakaran terhadap permukiman warga Ahmadiyah di Desa Cisalada, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jumat (1/10/2010) malam, menyisakan trauma mendalam bagi keluarga Mahfudin.

Warga Ahmadiyah ini terpaksa mengungsi ke kompleks pemakaman umum di luar perkampungan mereka ketika massa menyerang. Mahfudin bercerita, sebenarnya sudah dapat informasi soal rencana penyerangan itu sejak sebelum Maghrib.

Dia pun bersiap-siap mengungsi dan mengemasi surat-surat penting. Namun, niat itu diurungkan hingga datanglah sekitar 20 orang yang sebagian besar remaja. Mahfudin dan istrinya, Saidatul Rohmi, serta anaknya, Muhammad Rizki (14) anaknya bertahan di rumah mereka yang dekat masjid itu.

Namun, ternyata massa datang lagi dengan jumlah yang jauh lebih besar. Saat itulah, keluarga Mahfudin mengungsi dengan ketakutan yang amat sangat. Mereka berjalan mengendap-endap, tak bersuara, melewati pekarangan belakang rumah.

Setelah agak lama berjalan, sampailah mereka di sebuah pekuburan di luar perkampungan kecil itu. "Ternyata di kuburan itu sudah ada 30 orang yang mengungsi, termasuk bayi berusia satu minggu. Saya nggak bawa macam-macam, cuma badan ini," kata Mahfudin kepada KOMPAS.com.

Setelah situasi bisa dikendalikan, para pengungsi di kuburan itu akhirnya dijemput oleh polisi sekitar pukul 21.30. Ketika pulang, Mahfudin mendapati rumahnya hancur, kaca pecah, semuanya berantakan, perabot seperti meja dan kursi dibakar. "Masjid juga sudah dibakar, hancur," katanya.

PENCARIAN DIBLOG INI

Arkib Blog

Anda juga perlu baca

Related Posts with Thumbnails

Pengikut

Test for your internet speed

Ads

Catatan Popular