SURABAYA – Mewabahnya serangan serangga tomcat di sejumlah wilayah di Surabaya belum membuat Pemkot Surabaya khawatir. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini belum berpikir untuk menetapkan Surabaya menjadi status darurat atau Kejadian Luar Biasa (KLB) serangan tomcat.
Menurut Walikota, yang terpenting adalah cara penanganan yang harus diketahui masyarakat. “Tidak usah KLB. Sebetulnya kalau tahu caranya tidak usah (KLB),” ujar Tri Rismaharini usai acara sosialisasi Raskin di Balaikota Surabaya, Kamis (22/3/2012).
Mantan Kepala Bappeko ini menerangkan munculnya tomcat ini di antaranya dipengaruhi cuaca yang ekstrim belakangan ini.
Menurutnya, serangga jika merasa terganggu akan mengeluarkan cairan racun. Dan serangga ini akan hilang dengan sendirinya. “Ini karena perubahan cuaca. Kalau sudah tidak ekstrem akan hilang sendiri,” ujarnya.
Apakah bukan karena populasi predator yang punah, misalnya tokek? Risma membenarkan. Namun kepunahan predator tomcat itu juga dikarenakan cuaca ekstrim serta global warming.
“Kalau dulu kualitas lingkungan terjaga baik, predator juga akan berkembang biak dengan baik. Karena global warming akhirnya perkembangannya menjadi tidak baik,” paparnya.
Ia berharap semua pihak berupaya mengembalikan kualitas lingkungan menjadi lebih baik, sehingga populasi predator kembali normal. Risma juga menerangkan pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran kepada masyarakat.
Edaran tersebut berisi tentang cara penanganan jika warga terkena racun serangga kumbang ini. Risma menyebut sudah dua kali mengeluarkan surat edaran tersebut.
