
MAMUJU, KOMPAS.com - Kopi asal Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat diminati investor mancanegara termasuk investor dari Malaysia. "Komoditas kopi bubuk dan biji kopi kering dari Mamasa diminati pengusaha asal Malaysia, sehingga dalam waktu dekat para pemodal Malaysia akan melakukan kerja sama dengan pemerintah Sulbar," kata Kepala Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Sulbar, Ir Surung Katta, MM di Mamuju, Selasa (9/11/2010).
Menurut dia, minat pengusaha Malaysia itu disampaikan dalam kegiatan pameran China Asean Expo (Caexpo) di kota Beijing China 20-24 Oktober 2010. Ia mengatakan, pengusaha dari manca negara yang bertandang ke stand pameran Sulbar punya ketertarikan yang berbeda dan kebetulan hasil komoditi biji kopi yang dipromosikan mendapat simpati dari pengusaha asal Malaysia.
Surung mengemukakan, komoditas kopi merupakan hasil produk dari Yayasan Duta Pelayanan Masyarakat (YDPM) Kabupaten Mamasa, yang telah mendapat bantuan dari BPPMD Sulbar pada 2009.
"Kemasan hasil produksi kopi Mamasa ini telah memenuhi standar nasional yang diharapkan terus dikembangkan di daerah ini. Apalagi, komoditi itu telah di lirik oleh investor," jelasnya.
Dikatakannya, kabupaten Mamasa sebagai daerah penghasil kopi terbesar di Sulbar berprospek cerah untuk mendongkrak peningkatan ekonomi bagi masyarakat Mamasa, sehingga perlu terus didorong agar petani kopi tetap bersemangat mengembangkan produk unggulan ini.
"Paling tidak, petani Kopi di Mamasa diberikan perhatian baik berupa pupuk untuk petani maupun bantuan modal usaha lainnya," papar dia.
Sulung mengatakan, Mamasa menghasilkan produksi kopi jenis arabika 14.598,6 ton pertahun dengan luas areal sebanyak 24.783 hektare, sedangkan produksi kopi robusta mencapai 14.909 ton dengan luas areal perkebunan 14.654 hektare.
"Produksi kopi arabika dan robusta Mamasa telah memenuhi pasar ekspor," tuturnya.
