KUPANG, KOMPAS.com — Sebanyak 11 dari 18 anak di bawah umur asal Nusa Tenggara Timur direkrut secara ilegal, lantas diberangkatkan ke Malaysia untuk dijadikan pekerja rumah tangga.
Menurut anggota DPD RI asal pemilihan NTT, Paul Lyanto, di Kupang, Selasa (30/11/2010), tujuh dari 18 bocah sempat ditampung di sebuah mess di Jakarta, tetapi belum diketahui lokasi penampungannya yang baru. "Kami telah meminta aparat untuk melacak lokasi penampungan anak-anak tersebut," kata dia.
Menurut Paul, sebelumnya 18 anak itu ditampung di sebuah lokasi di Jakarta Timur, kemudian bergabung bersama 12 anak lain yang baru direkrut dari Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan alasan hendak disekolahkan oleh pemerintah.
Dikatakan, saat ini Pemerintah Provinsi NTT telah mengirimkan tim ke Jakarta untuk meminta bantuan aparat keamanan di Jakarta agar dapat memulangkan anak-anak itu ke orangtua mereka di NTT.
"Supaya bisa pulangkan anak-anak yang belum diberangkatkan ke Malaysia. Tim tersebut membawa hasil konfirmasi dengan orangtua anak-anak yang mengaku anak mereka itu dibujuk oleh calo tenaga kerja," kata Lyanto.
Lyanto mengatakan, para calo tenaga kerja ilegal itu bahkan telah mengatakan kepada orangtua anak-anak tersebut bahwa perekrutan tersebut atas perintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Mereka mencatut nama Presiden supaya orangtua mau lepaskan anak-anak mereka yang masih berumur 13-15 tahun untuk dibawa ke Jakarta sebelum diberangkatkan ke Malaysia," kata Lyanto.
