TETAP MENAMBANG - Sejumlah pekerja mulai menambang pasir di alur Sungai Pabelan, Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (6/11). Warga Muntilan dan sekitarnya mulai beraktivitas lagi setelah terhenti selama dua hari akibat erupsi Merapi selama 2 hari.JOGJAKARTA | SURYA - Hingga hari ke-12, Sabtu (6/11), Gunung Merapi belum menyudahi aktivitasnya dan masih mengeluarkan awan panas (wedhus gembel). Namun, di balik semua bencana itu, Merapi juga bekerja menyiapkan rejeki baru. Ya, Merapi juga telah memuntahkan harta berupa material vulkanik senilai sedikitnya Rp 10 triliun.
Sejak meletus, 26 Oktober, erupsi Merapi telah menewaskan sedikitnya 116 orang, 218 luka, dan memaksa sekitar 198.000 jiwa mengungsi. Namun bencana akibat letusan terdahsyat dalam 140 tahun terakhir itu juga membawa ‘berkah’.
Banjir lahar yang bersumber dari guguran material Merapi menjadi rejeki bagi warga bantaran Kali Code di Kledok Tukangan, Danurejan, Kota Jogjakarta. Haryanto, salah satu warga di kampung itu nekat melakukan aktivitasnya menambang pasir meski ancaman lahar dingin mengancam. Aktivitas menambang pasir juga dilakukan warga sekitar Muntilan di Sungai Pabelan, Magelang.
“Ini rejeki Merapi,” kata Haryanto yang ditemui sedang menambang pasir, Sabtu, (6/11). Selama dua jam dia bekerja secara tradisional menggunakan cangkul dan sekrop, dua gundukan pasir sudah berhasil ditambangnya. Dia mengaku sudah mendapat pesanan dari pengusaha pasir. Menurut Haryanto, pesanan pasir sudah datang karena pengusaha pasir tahu kualitas pasir Merapi setelah meletus sangat bagus. Kualitas satu. Harganya pun mahal.
Sejumlah hasil penelitian menyebut, pasir Merapi atau sering disebut pasir Muntilan mempunyai kadar lumpur hanya 3 persen. Padahal menurut Departemen Pekerjaan Umum pasir sudah disebut baik jika kadar lumpurnya 5 persen. Pasir Merapi memiliki angka kekekalan rata-rata 10 persen, sementara pasir pada umumnya memiliki angka kekekalan di atas 10 persen.
Untuk satu truk pasir, setara enam kubik pasir, Haryanto mendapat bayaran Rp 360.000. “Lumayan untuk menambah biaya hidup,” ujar pedagang di Pasar Beringharjo ini. Satu kubik pasir dihargai Rp 60.000 (di tingkat penambang). Dan sampai ke tangan konsumen, satu kubik pasir Merapi bisa terjual Rp 100.000.
Haryanto mengaku tak khawatir dengan kiriman banjir lahar dingin akan mencelakakan dirinya karena kedatangannya memiliki tanda-tanda. “Kalau pohon-pohon dan batu datang, itu berarti sebentar lagi akan datang kiriman lahar dingin,” kata dia.
Nah, begitu tanda-tanda itu muncul, maka dia langsung naik ke atas. Haryanto mengaku tahu ciri kedatangan banjir lahar dingin, setelah mengalami tiga kali letusan Merapi. “Jadi sudah hafal kedatangannya,” kata dia.
Pasir yang hanyut terbawa air itu, kata Haryanto, tak akan habis selama setahun. “Sebentar lagi warga di sini akan menambang, karena sudah mendapat pesanan,” ujarnya dilansir tempointeraktif.
Haryanto mengaku, petugas Camat sudah menginformasikan warga Kledok Tukangan untuk menjauhi bantaran sungai. Wali Kota Jogjakarta Herry Zudianto dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas, istri Sri Sultan Hamengku Buwono X berkali-kali mengimbau agar warga menjauhi bantaran untuk menghindari ancaman banjir lahar dingin yang sewaktu-waktu akan datang. Toh, peringatan itu tak efektif untuk mencegah warga menambang.
Ungkapan Haryanto bahwa Merapi membawa rejeki –selain membawa bencana– juga pernah disampaikan Dr Surono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM. Menurutnya Merapi sedang bekerja menyiapkan rejeki baru untuk masyarakat.
“Merapi itu sedang membuat rejeki baru untuk masyarakat, nanti ada pasir baru untuk warga sekitar,” kata Surono yang saat ini akrab disapa Mbah Rono, Rabu (3/11).
Karena itu, Mbah Rono meminta masyarakat yang tinggal di lereng Merapi bersabar untuk sementara. Dia juga meminta agar masyarakat tidak hanya terus mengeluh dengan adanya aktivitas Merapi saat ini.
“Merapi kan selama ini lebih banyak memberi daripada meminta, saat ini dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk mengerti. Biarkan dulu Merapi membuat rejeki baru,” kata ayah dua putri ini.
