Nuffnang Ads

SAJIAN KAMI

BERITA-BERITA KASUS JENAYAH SEKSUAL DAN BERITA-BERITA SEMASA..

Isnin, 28 Februari 2011

Upacara Adat Nyangku


FOTO: Sesepuh Panjalu yang juga keturunan Raja Panjalu, R. H. Atong Tjakradinata tengah mengeringkan di atas dupa, pedang milik Prabu Sanghyang Borosngora yang diberi oleh Syayidina Ali, di atas dupa setelah dicuci dalam upacara adat Nyangku yang berlangsung Senin (28/2) di Alun-laun Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis. Ribuan warga mengikuti upacara adat yang sudah berlangsung secara turun temurun tersebut.


CIAMIS:-- Benda pusaka yang dilakukan di hadapan ribuan warga, hanya berjumlah tiga, yaitu pedang Syayidina Ali, keris komando serta kujang pada upacara adat Nyangku di alun-alun Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, minggu terkahir bulan Rabiul Awal tahun Hijriyah, yang pada tahun 2010 jatuh pada hari Senin (28/10).

Kegiatan tersebut berlangsung cukup singkat, menggunakan air dari tujuh mata air, serta jeruk nipis. Selanjutnya satu persatu pusaka tersebut dibawa ke tempat pengeringan yang jaraknya sekitar lima puluh meter dari panggung.

Sesepuh Panjalu yang juga keturunan Prabu Borosngora yaitu R. H. Atong Tjakradinata dibantu kerabat mengeringkan barang pusaka tersebut dengan cara diasapi serta diberi minyak wangi. Selanjutnya barang tersebut kembali dibungkus dengan memergunakan daun kawung yang sudah dikeringkan serta bungkus kain lainnya.

Tuntas dibungkus rapi, barang pusaka tersebut kembali dibawa ke tempat penyimpanan barang peninggalan Prabu Borosngora di Bumi Alit yang jaraknya sekitar seratus metar dari tempat pengeringan. Iring-iringan pembawa pusaka diawali dengan kesenian tradidional gembyung, selanjutnya sesepuh yang membawa dupa diikuti oleh keluarga yang membawa benda pusaka. Benda peninggalan tersebut dibawa dengan cara dibopong serta ditutup memergunakan kain.

Dalam kesempatan itu secara ringkas Atong menjelaskan mengenai upacara adat Nyangku yang sudah dilaksankan secara turun temurun. Termasuk sejarah ketika Prabu Borosngora yang sedang memelajari serta mendalami agama Islam, hingga mendapatkan hadiah berupa pedang dari Sayidina Ali bin Abi Thalib RA.

Dia juga mengungkapkan bahwa Nyangku saat ini berbeda dengan sebelumnya. Saat ini adalah membersihkan benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan Panjalu, yang masih terus dilestarikan. Sedangkan masa lalu kegiatan tersebut salah satunya juga sebagai sarana untuk penyebaran agama Islam. ''Pada hakekatnya upacara Nyangku adalah membersihkan diri dari segala sesuatu yang dilarang oleh agama Islam. Termasuk juga uktuk mempererat tali silaturahim persaudaraan masyarakat,'' ujarnya.

PENCARIAN DIBLOG INI

Arkib Blog

Anda juga perlu baca

Related Posts with Thumbnails

Pengikut

Test for your internet speed

Ads

Catatan Popular