Nuffnang Ads

SAJIAN KAMI

BERITA-BERITA KASUS JENAYAH SEKSUAL DAN BERITA-BERITA SEMASA..

Selasa, 30 Ogos 2011

Gadis murtad tetap ditayangkan di Indonesia



JAKARTA – Setelah menuai kritik dan kontroversi, akhirnya film ‘?’ (baca: tanda tanya) besutan Hanung Bramantyo direvisi atas permintaan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Lembaga Sensor Film (LSF). Beberapa adegan yang melecehkan Islam dipangkas, kecuali adegan wanita murtad.

“Kami sudah tatap muka dengan produsen film. Saat itu ada dua pilihan: film ditarik, atau direvisi. Kesepakatan yang dicapai, film direvisi, ada bagian tertentu yang dihilangkan. Jadi seharusnya ada perbaikan, bukan fatwa haram,” jelas Ketua MUI KH Ma’ruf Amin sebagaimana Ahad (28/8/2011).

Hal tersebut dibenarkan oleh sutradara Hanung Bramantyo. “Sudah kami revisi sesuai permintaan MUI,” kata Hanung, Ahad (28/8/2011).

Menurut suami Zaskia Mecca ini, ada beberapa adegan yang dihilangkan dalam film besutannya itu, misalnya adegan membaca novel pluralis dan adegan kepala babi di restoran yang dimiliki warga etnis Cina.

Hanung menjelaskan, awalnya, di film ‘?’ ada adegan seseorang sedang membaca novel pluralisme. “Novel tentang pluralisme, bahwa masing-masing jalan setapak akhirnya menuju ke satu tujuan dengan Tuhan yang sama,” kata dia.

Adegan itulah yang dibuang. “Karena MUI tidak setuju dengan anggapan yang cenderung menyamakan semua Tuhan,” terang Hanung.

 Adegan kepala babi juga dihilangkan, ujarnya, sesuai permintaan MUI dan Lembaga Sensor Film.

Namun ada satu adegan yang ditolak Hanung untuk dihilangkan, yaitu seorang perempuan yang pindah agama setelah cerai dari suaminya (diperankan oleh Endhita).

“Adegan seseorang yang murtad. MUI minta adegan itu dibuang. Tapi saya sudah bilang, saya tidak bisa membuangnya, karena kalau adegan itu hilang, maka hilang pula semua jalan cerita di film itu,” papar Hanung.

Oleh karena itu, Hanung memilih mempertahankan adegan itu. “Film ini kan memang bercerita tentang kebhinnekaan,” terang dia.

Ketua MUI lainnya, KH Amidhan, menjelaskan awal keberatan MUI terhadap film Hanung.

“Ada yang mengatakan, bagi mereka yang mendalami masalah keagamaan, film itu sebenarnya bisa diterima bila dihayati. Tapi masalahnya, film itu kan untuk orang awam. Jadi ustadz-ustadz dan ulama-ulama keberatan meski belum ada fatwa,” kata Amidhan.

“Film itu kacau. Ada orang yang tadinya agama lain, tahu-tahu masuk Islam. Ada yang Islam, tahu-tahu murtad. Apa yang mau digambarkan, tidak jelas. Memang film ‘?’ jadi tanda tanya sungguhan. Mission statement-nya tidak jelas. Agama jadi relatif dan kabur,” ujar Amidhan panjang lebar.

PENCARIAN DIBLOG INI

Arkib Blog

Anda juga perlu baca

Related Posts with Thumbnails

Pengikut

Test for your internet speed

Ads

Catatan Popular