Hj Meilizar LatiefMEDAN:-- Konflik anti pemerintahan Presiden Hosni Mubarak yang sedang terjadi di Mesir, diharapkan jangan dikait-kaitkan dengan sistem pemerintahan di Indonesia yang saat ini sudah berjalan stabil.
Demikian dikemukakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Utara, Hj Meilizar Latief, Kamis (3/2). Menurutnya, konflik di Mesir tersebut tidak ada hubungannya dengan kondisi di Indonesia."Peristiwa di Mesir diharapkan tidak dijadikan ajang provokasi untuk merusak kondusifitas di Indonesia," kata Hj Meilizar Latief kepada wartawan di Medan.
Meilizar Latief sangat menyesalkan, jika ada pihak-pihak yang sengaja menyebar opini dengan membandingkan konflik di Mesir dengan peristiwa tahun 1998 yang terjadi di Indonesia, menuntut turunnya pemerintahan Orde Baru.
Menurut politisi Partai Demokrat Sumatera Utara ini, yang lalu biarlah berlalu. "Yang terpenting saat ini bagaimana menciptakan suasana kondusif di Indonesia, agar perekonomian tetap stabil dan investor semakin banyak datang untuk menanamkan modalnya di negeri ini," ujar Meilizar.
Yang paling terpenting, harap Meilizar Latief, konflik yang terjadi di Mesir itu tidak sampai memengaruhi secara siqnifikan kondisi perekonomian di Indonesia."Demikian juga dilihat dari sisi eksport, tidak begitu berpengaruh dengan peristiwa di Mesir tersebut. Paling dampaknya hanya mengganggu sekitar satu persen dari total eksport kita ke Mesir," ujar Meilizar.
Hubungan yang paling menonjol antara Mesir dengan Indonesia, menurut Meilizar, adalah di bidang pendidikan. "Hal ini dapat dilihat dari banyaknya warga negara Indonesia yang mengemban pendidikan di negara tersebut," ujarnya.
