Dewi Sartika, mahasiswi asal Manggarai Barat yang berhasil dipulangkan dari Mesir pada gelombang evakuasi kedua, Jumat (4/2). Dewi saat ditemui di asrama haji Pondok Gede, Jumat malam.
JAKARTA:-- Aksi demontrasi anarkis rakyat Mesir yang menuntut Presiden Husni Mubarak turun dari tampuk kepemimpinannya membawa ancaman tersendiri bagi warga Indonesia yang ada di Mesir.
Mengantisipasi warga Indonesia tak jadi korban, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengambil langkah cepat mengevakuasi WNI yang ada di Mesir dengan mengirim pesawat dari Indonesia menjemput langsung ke Mesir.
Hingga Jumat (4/2), pemerintah telah berhasil memulangkan 832 orang dalam dua gelombang. Pesawat Garuda yang membawa gelombang pertama berjumlah 411 orang (194 perempuan, 70 pria dewasa dan 147 anak-anak) mendarat di terminal haji bandara Soekarno Hatta, Rabu (2/2) sekira pukul 13.30 WIB yang disambut Presiden SBY.
Sementara, evakuasi gelombang kedua membawa 421 WNI (304 wanita, 63 anak-anak dan 54 laki-laki) mendarat di terminal haji bandara Soekarno Hatta, Jumat (4/2) sekira pukul 12.25 WIB. WNI tersebut disambut Wakil Presiden Boediono bersama Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, Menteri Perhubungan, Fredy Numberi dan Menteri PPN/kepala Bappenas, Armida Alisyahbana.
Diantara rombongan WNI yang dievakuasi pada gelombang kedua, terdapat seorang mahasiswi NTT asal Desa Nampar Mancing Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat bernama Dewi Sartika.
Dewi yang menempuh pendidikan strata satu (S1) dan kini berada pada semester IV (tingkai II) jurusan Syariah Islamiah Universitas Al Azhar-Mesir itu terpaksa harus ikut dievakuasi karena suasana rusuh Mesir yang sangat mencekam.
Kepada Timor Express saat ditemui di asrama haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (4/2) malam, Dewi mengaku menyayangkan insiden tersebut. Walau demikian, dia tetap pasrah dan berharap aksi demontrasi di Mesir dapat segera berakhir. "Saya berharap suasananya cepat reda, karena saya ingin kembali untuk menyelesaikan kuliah. Mudah-mudahan cepat tuntas konfliknya sehingga bisa segera kembali ke Mesir," ungkap Dewi yang ayah-ibunya merupakan seorang pendidik di Manggarai Barat ini.
Buah hati dari Usman Ngadi dan Siti Habiah ini mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia yang berusaha untuk menyelamatkan warganya. "Ya, senang dan berterimakasih karena sudah dievakuasi. Ini juga sekalian pulang kampung untuk liburan. Mumpung pulang karena gratis," kata Dewi sambil mengumbar senyum manisnya.
Setelah diinapkan semalam di asrama haji Pondok Gede, Sabtu (5/2) kemarin, Dewi sudah dipulangkan ke daerah asalnya di Manggarai Barat via Kupang. Selain Dewi, ada juga temannya yang juga mahasiswi dari Sulsel yakni Aisyah (Makassar), Mutaharah (Pinrang) dan Lazimatun Nazifah (Gowa), kemudian Masnaeni (Kolaka Utara) serta Farida Ulfa (Manado).
Senada dengan Dewi, Aisyah yang asal Makassar mengaku sedih meninggalkan kuliahnya yang sedang berjalan di Mesir. Meski demikian, mereka tetap pasrah sambil menunggu kondisi keamanan dalam negeri Mesir reda. “Kami sebenarnya sangat sedih harus pulang. Seharusnya setahun lagi saya selesai. Tetapi, sekarang tidak jelas lagi,” kata Aisyah.
Aisyah adalah mahasiswa jurusan Syariah Islamiyah Universitas Al Azhar. Sekarang dia duduk pada tingkat tiga. Jika normal, satu tahun lagi dia akan menyelesaikan pendidikan jenjang S1. Tetapi, dengan kisruh Mesir, pendidikannya menjadi tidak menentu. Puteri pasangan Sabang Dg Limpo dan Hj Siti Fatimah ini berharap situasi cepat pulih kembali sehingga dapat kembali ke Mesir.