Petugas memindahkan jasad balita ketika membongkar makam di Dusun Bonosari, Desa Pabean, Sedati, Sidoarjo, Sabtu (12/2)
SIDOARJO:--- Empat tulang belulang jasad balita dinyatakan hilang dan satu jasad balita ditemukan utuh saat polisi membongkar makam tersebut di makam Dusun Bonosari, Desa Pabean, Kecamatan Sedati, Sabtu (12/2). Pembongkaran makam dilakukan untuk menyelidiki dugaan terjadinya pencurian belasan jasad bayi di Dusun Bonosari dan Alas Tipis, desa setempat.
Sejak pukul 10.00 WIB, aparat Polsek Sedati dibantu Tim Forensik RS Bhayangkara Polda Jatim dan Tim Identifikasi Polres Sidoarjo secara bertahap membongkar lima makam balita. Di antara tim forensik tampak AKBP dr Hery Wijatmoko. “Makam yang dibongkar sudah atas izin ahli warisnya,” ujar Kepala Desa Sedati, Subandi.
Makam yang dibongkar, yakni makam bayi kembar M Arifin dan Imam Syafi’i, anak pasangan Yunus Jailani dan Suparti, warga Dusun Bonosari RT 7/RW 3 Desa Pabean; makam Putra Kartika Wibawa, anak pasangan Agung Wibowo dan Kartini, warga Bonosari; serta makam Adik Kirana, putra Suyono, warga Bonosari.
“Setelah digali, ternyata tulang-tulang keempat jasad itu hilang,” beber Kapolsek Sedati AKP Dodon Priyambodo.
Jasad yang hilang diduga kuat telah dicuri seseorang. Sebab di antara makam itu, yakni makam Adik Kirana, baru dikubur dua tahun silam. Pada empat makam itu, polisi yang dibantu modin desa, hanya menemukan tali kain pengikat kafan. “Itupun hanya satu utas. Padahal mestinya setiap jasad ada tiga tali kain pengikat,” imbuh Kanitreskrim Polsek Sedati Aiptu M Qodir.
Satu dari lima makam yang dibongkar diketahui jasadnya masih utuh meski nyaris hancur. Jasad ini milik M Soleh, anak pasangan Joko Sutiyo dan Nuriyah, warga Dusun Bonosari RT 8/RW 3. “Dia meninggal tahun 2006, sesaat setelah lahir,” ujar Nuriyah di sela proses pembongkaran makam.
Saat proses pembongkaran makam anaknya, Nuriyah tampak berlinang air mata. Maklum, anak pertamanya itu meninggal sesaat setelah lahir melalui operasi cesar. Hingga kini, Nuriyah mengaku belum punya anak lagi setelah kepergian putra pertamanya itu.
Tahu jasad anaknya ditemukan masih utuh, dia mendekati suaminya, Joko Sutiyo dan memeluknya haru. “Semoga dia tenang di alamnya,” kata Joko menenangkan istrinya.
Selain pasutri tersebut, keluarga lainnya juga haru dan menangis sesenggukan saat tim dibantu warga menggali makam keluarganya. “Kok ya ada orang yang tega mengambil mayat orang,” celetuk seorang warga.