BOJONEGORO:--- Kematian Ayu Metta Silviana Devi (21), mahasiswi IAIN Sunan Ampel Surabaya asal Desa Bonorejo, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro masih penuh tanda Tanya. Selain pihak kepolisian yang belum bisa memastikan siapa pembunuhnya, sejumlah teman korban juga mengaku belum percaya dengan peristiwa kematian mahasiswi semester V Fakultas Tarbiyah tersebut.
Nur Syafaatun, salah satu teman kuliah Ayu berkali –kali menyampaikan bahwa dirinya belum bisa percaya terhadap kabar kematian sahabat dekatnya itu. Apalagi, kematian korban dengan cara yang sangat memprihatinkan.
"Saya tahunya dari berita di media massa. Tapi, sampai saat ini saya sendiri belum percaya kalau Metta sudah meninggal dunia," kata Nur. "Apalagi, kabarnya dia mati dengan cara lehernya digorok seperti itu," tambah mahasiswi IAIN asal Sidoarjo ini.
Demikian halnya sejumlah teman lainnya. Juga mengaku belum bisa percaya degan kabar kematian Ayu saat pulang ke kampung semasa liburan kuliah ini.
"Saya dan teman-teman ingin membuktikan kabar tersebut. Namun, sampai saat ini kami belum bisa datang langsung ke Bojonegoro untuk itu. Yang bisa kita lakukan sementara ini hanya berdoa supaya arwahnya diterima di sisi-NYA," ujar gadis berjilbab ini.
Nur mengaku, sebelum korban tewas dirinya sempat berhubungan melalui SMS. Saat itu, korban baru saja pulang ke kamping, dan dirinya juga sedang berada di Sidoaarjo. Tapi, SMS tersebut hanya sebatas saling bertanya kabar satu dengan lainnya saja.
Sementara itu, pantauan di rumah duka, Selasa (8/2/2011) terlihat suasana masih dalam keadaan berkabung. Beberaapa kerabat dan tetangga satu persatu masih terlihat datang untuk melayat.
Kendati demikian, wartawan belum bisa mendapat keterangan dari orangtua korban karena kondisinya masih shock berat. Diketahui, ayah korban adalah seroang perangkat desa yang menjabat sebagai Kaur Pemerintahan Desa Bonorejo.
Seperti diberitakan, Ayu Metta Silviana Devi ditemukan tewas mengenaskan di kamar rumahnya dengan kondisi leher tersayat seperti bekas digorok. Dari hasil visum sementara, diduga mahasiswi semester 5 jurusan Tarbiyah tewas dibunuh, bukan bunuh diri.
Dari hasil visum yang dilakukan tim dokter RSUD dr Sosodoro Djatikusumo, Bojonegoro, tiga luka sayat di leher korban yang mengakibatkan dia tewas. Dari tiga luka tersebut, paling parah adalah luka sayat sepanjang 13 centimeter dengan kedalaman 3 centimeter.