LPG Petronas.
SAMBAS - Gas elpiji produksi Petronas dari Malaysia sudah menghilang dari wilayah perbatasan Indonesia, seperti di Aruk, Kecamatan Sajingan Besar, Sambas, Kalimantan Barat.
Malaysia menertibkan pengiriman elpiji ke perbatasan Indonesia karena elpiji merupakan barang subsidi. Di Aruk, masyarakat sudah tak bisa lagi menggunakan elpiji dari Petronas sejak sebulan lalu, seperti terpantau Kamis (11/8/2011).
Seorang pedagang, Paulinus Sahang (40), mengatakan, hanya tinggal tabung kosong yang masih ada di pedagang. “Pedagang tidak bisa menukarkan dengan tabung isi, karena sudah dilarang Pemerintah Malaysia,” kata Sahang.
Camat Sajingan Besar, Willy Mulyadi, mengatakan, penertiban itu menimbulkan dilema. “Di satu sisi, penertiban itu baik, karena masyarakat tidak tergantung lagi dengan barang dari negara lain. Namun di sisi lain kini masyarakat kesulitan memasak, karena distribusi elpiji dari Pertamina yang 12 kilogram tidak sampai di Aruk,” kata Willy.
Elpiji dari Malaysia sudah beredar di wilayah perbatasan Indonesia sejak tujuh tahun lalu. Pemerintah Malaysia kemudian mengetatkan pengawasan dengan melarang distribusi ke Indonesia, karena merupakan barang subsidi negara.
