Nuffnang Ads

SAJIAN KAMI

BERITA-BERITA KASUS JENAYAH SEKSUAL DAN BERITA-BERITA SEMASA..

Rabu, 10 Ogos 2011

Harga Sembako Terus Naik, Indonesia Darurat Pangan



JAKARTA - Kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako) terjadi merata di berbagai daerah. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menilai Indonesia telah memasuki situasi darurat pangan. Pemerintah harus segera fokus membangun swasembada pangan dan mengurangi impor. Saat ini, ketergantungan pangan pada produk luar negeri sangat tinggi.

"Masalah kenaikan harga yang terjadi saat ini, bukan lagi masalah rutin sebagaimana yang selalu terjadi pada bulan Ramadan, melainkan kenaikan harga yang terjadi karena kondisi memasuki situasi darurat pangan yang ditambah faktor rutin tersebut," ujar Wakil Ketua DPD, GKR Hemas dalam rilis kepada wartawan, Rabu (10/8/2011).

Menurut Hemas, penanganannya tak dapat bersifat parsial memfokuskan pada situasi Ramadan, tapi harus menyeluruh pada situasi mengatasi kondisi darurat pangan dengan menyegerakan gerakan swasembada pangan.

Pengamatan DPD, harga bahan pangan sudah naik sejak Januari lalu dan secara umum terus naik, meskipun terjadi fluktuasi pada beberapa jenis, trennya tetap naik. Pada saat yang sama, impor pangan terjadi secara tidak terkontrol. Hampir semua bahan pangan yang mestinya dapat dipenuhi di dalam negeri, kini diimpor dalam jumlah besar.

"Bahkan, singkong pun sudah diimpor berton-ton dari Cina dan beberapa negara lain. Begitu juga garam yang diimpor hampir dua juta ton dari Australia, Singapura, Selandia Baru, Jerman, dan India," kritik istri Sultan HB X ini.

Menurutnya, kebijakan saat ini mengarah lebih suka mengimpor karena mudah dan mungkin juga menguntungkan pihak tertentu. Daripada memusatkan perhatian dan energi pada pembangunan swasembada bahan pangan yang perlu kerja keras. Namun bermanfaat jangka panjang.

"Indonesia sudah menjadi negara pengimpor segala. Sebut saja sepanjang Januari hingga Juni 2011, jutaan ton beras, jagung, kedelai, biji gandum, meslin, tepung terigu, gula pasir, gula tebu, daging, mentega, minyak goreng, susu, telur, ayam, kelapa, kelapa sawit, lada, kopi, cengkeh, kakao, cabe kering, cabai, garam, tembakau, kacang-kacangan, jagung, bawang, dll. Semua bahan kebutuhan pokok. Bawang merah diimpor belasan ribu ton dari India, Filipina, Thailand. Sedangkan sentra bawang di Brebes dan Tegal yang dulu berjaya, kini merana terbengkalai. Diperkirakan, total impor Januari-Juni 2011 mencapai Rp 45 triliun," bebernya.

Situasi ini menunjukkan Indonesia telah memasuki kondisi darurat pangan dan telah kehilangan kedaulatannya terhadap bahan pangan masyarakat. Tak ada gunanya lagi bermain-main dengan menyatakan persediaan pangan cukup, bahkan ada yang dinyatakan surplus, bila dalam kenyataan di pasar-pasar harga tetap membumbung. Dalam kaitan ini, DPD RI mengingatkan bahwa masalahnya kini bukan hanya soal harga-harga yang naik menjelang dan saat Ramadhan, tapi masalah darurat pangan dan hilangnya kedaulatan negara terhadap pangan.

"Ini masalah serius yang terus makin serius dan dalam jangka pendek dapat menjadi bencana. Karena itu, DPD RI meminta pemerintah segera menyelesaikan masalah utama dan permanen, yakni swasembada pangan dan mengurangi impor sesegera dan semaksimal mungkin, terutama pada bahan pangan yang dapat diadakan dengan cepat di dalam negeri seperti garam, singkong, ayam, telur, dan lain-lain," desaknya.

PENCARIAN DIBLOG INI

Arkib Blog

Anda juga perlu baca

Related Posts with Thumbnails

Pengikut

Test for your internet speed

Ads

Catatan Popular