Nuffnang Ads

SAJIAN KAMI

BERITA-BERITA KASUS JENAYAH SEKSUAL DAN BERITA-BERITA SEMASA..

Sabtu, 26 Mac 2011

Penipuan atas Guru di 16 Kota Dibongkar


FOTO: sejumlah guru dan orang tua murid yang menjadi korban penipuan bermusyawarah dengan polisi di Balatkop Srondol Semarang, Sabtu (26/3) sore.



SEMARANG: Suatu modus penipuan terhadap sekolah-sekolah yang sudah berlangsung di 16 kota di Jawa Tengah terbongkar di Semarang, Sabtu (26/3/11) sore. Penipuan ini dilakukan seorang laki-laki mengaku bernama Herry Danar SE MSc dari Dendy Event Organizer yang mengadakan acara bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Jawa Tengah di Balai Pelatihan Koperasi dan UKM Srondol Searang.

Acara bertajuk ”Bahana Pelajar Indonesia (BPI)” ini untuk sekolah-sekolah di seluruh Jawa Tengah dengan menggelar kompetisi bakat, model, tari, musik, akting, menyanyi, sastra, dan rumpun mata pelajaran. Setiap peserta dikenakan biaya pendaftaran Rp 20.000 dan jika disertai guru pendamping harus ditambah Rp 10.000 per guru.

Selain pemenangnya dijanjikan akan diorbitkan, para guru juga dijanjikan sertifikat yang bisa menjadi salah satu bukti untuk sertifikasi. Modus ini tentu sangat diminati guru-guru dan sekolah agar kompetensi mereka mengajar bisa disertifikasi. Acara ini rencananya berlangsung dua hari, yakni Sabtu (26/3) dan Minggu (27/3), diikuti ratusan siswa dan guru dari berbagai daerah di Jawa Tengah.

Kasus ini terbongkar berkat kejelian Winky Winangsih, guru dari Sekolah Alam Ar Ridho. Guru teater ini mencium gelagat kurang baik saat peserta audisi dari berbagai cabang kompetisi ternyata dijadikan satu ruangan dan hanya dengan tiga penguji. ”Selain itu, performance peserta bukan dari undian, namun urut dari tempat duduk paling depan,” kata WinkyWinangsih.

Winky lalu mencoba bertanya kepada Herry selaku panitia tentang kapasitas para juri. Saat itulah ia melihat lembar penilaian ternyata tidak menggunakan kriteria sama sekali. Karena itu, ia langsung bertanya kepada Harto, salah satu juri akting. ”Setelah saya tanya gelagapan, ternyata Harto ini bukan orang teater. Ia hanya seorang petugas cleaning service di Balatkop ini. Maka atas kesepakatan peserta, panitia dan para juri kami tahan sambil lapor ke polisi,” kata Winky.

Beruntung salah satu orangtua murid yang ikut mendampingi adalah seorang polisi. Maka proses laporan menjadi cepat dan Herry tidak sempat dikeroyok ibu-ibu guru. Herry mengaku ia sebenarnya seorang pengangguran dari Kebumen. Ia sendiri mengaku bukan pelaku tunggal, tetapi atas perintah seseorang bernama Roy. ”Saya tidak tahu apa-apa, Mas, saya cuma disuruh,” katanya.

Demikian pula dengan Herry yang bertugas menerima uang pendaftaran dan menjadi salah satu juri. Ia mau membantu Herry karena dijanjikan mendapat honor Rp 150.000 per hari selama dua hari. Sampai berita ini ditulis, Herry dan Harto masih diperiksa di Polsek Banyumanik, sementara para guru dan orangtua murid masih berada di Balatkop Srondol, terutama yang berasal dari luar kota. Dugaan sementara, pencantuman logo Dinas Pendidikan Nasional Jateng juga tidak mendapat izin dari instansi tersebut.

PENCARIAN DIBLOG INI

Arkib Blog

Anda juga perlu baca

Related Posts with Thumbnails

Pengikut

Test for your internet speed

Ads

Catatan Popular