SURABAYA: Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan basah (Ecological Observation and Wetlands Conservation/Ecoton) menilai kondisi Sungai (Kali) Surabaya saat ini dipenuhi banyak sampah, salah satunya popok bayi dan pembalut wanita.
Tim Litbang Ecoton, Daru Setyo Rini, Rabu (30/3/2011), mengatakan, banyaknya sampah di Kali Surabaya terjadi karena ada peningkatan pembuangan popok bayi dan pembalut wanita ke Sungai Surabaya mencapai 15 persen dari jumlah sampah padat yang ada.
“Melihat kondisi yang ada, pihak produsen harus bertanggung jawab atas sampah terhadap produknya. Sebagaimana yang tercantum dalam UU pengelolaan sampah No. 18 Tahun 2008,” katanya.
Menurut dia, berdasarkan survei sampah padat dari Januari hingga Maret 2011, popok bayi dan pembalut wanita yang dibuang ke Kali Surabaya dan Kalimas mencapai 15 persen, sedangkan 44 persen berupa tanaman, 27 persen plastik, 7 persen tinja manusia, 4 persen bangkai hewan dan lain-lain sebesar 3 persen.
Untuk itu, pihaknya mendesak pada produsen popok atau pembalut wanita untuk mencantumkan tanda larangan membuang popok ke dalam sumber-sumber air. Selain itu, produsen popok mencantumkan tata cara mengelola sampah setelah pemakaian agar tidak merusak lingkungan.
“Kami juga mendesak agar produsen popok mengolah sampahnya. Dan juga ibu-ibu atau kaum wanita untuk tidak sembarangan membuang pembalut dan popok di sumber-sumber air karena akan terjadi pencemaran,” ucapnya.
Aksi ini sendiri, kata dia, dilaksanakan dalam rangka menggugah kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai. Ia mengingatkan bahwa sungai merupakan sumber air PDAM yang digunakan masyarakat. “Membuang sampah ke sungai sama saja dengan melakukan pencemaran air,” ujarnya.
