VIVAnews -- Para majikan di Malaysia diwajibkan membeli asuransi kesehatan untuk tenaga kerja asing yang bekerja di perkebunan dan pembantu rumah tangga.
Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Liow Tiong Lai, seperti dimuat New Straits Times, 1 Januari 2011, menjelaskan biaya asuransi pekerja asing sebesar RM120 atau RM10 tiap bulannya. Dengan biaya sebesar itu, tiap pekerja akan mendapat penanggungan sebesar RM10.000 untuk pengobatan dan rawat inap di rumah sakit pemerintah.
Menteri Liow mengatakan, kebijakan ini akan menyelesaikan sejumlah permasalahan. Di Malaysia, ada lebih dari 3 juta pekerja asing. Sebanyak 1,8 juta yang terdaftar, hanya 75 persennya yang tercakup skema kompensasi pekerja.
Kompensasi pembayaran untuk kecelakaan kerja dan kematian di Malaysia berada di bawah negara-negara tetangga. Liow mengatakan citra Malaysia sebagai majikan berada di posisi yang kurang menguntungkan.
"Kita juga menghadapi peningkatan jumlah tagihan rumah sakit yang belum dibayar, yang meningkatkan beban biaya kesehatan pada rakyat," kata Menteri Liow.
Dia mengatakan utang pekerja asing di bidang kesehatan sebesar RM64 juta antara tahun 2005, dan 2009, 19 persen adalah untuk perawatan di rumah sakit pemerintah.
Pemerintah Malaysia akan bekerja sama dengan Bangladesh, Kamboja, Cina, Indonesia, Myanmar dan Filipina untuk menjami program ini berjalan baik.
Soal bagaimana program ini bekerja, Liow menjelaskan, ketika seorang pekerja asing jatuh sakit, ia harus pergi ke rumah sakit pemerintah, menunjukkan paspor dan menerima perawatan tanpa membayar apa-apa.
Jika pekerja tidak membawa dokumen asli, ia bisa menunjukkan surat dari majikannya yang menyatakan bahwa dia adalah seorang pekerja yang terdaftar secara sah dan memiliki asuransi kesehatan swasta.
