( Foto hiasan )MAGELANG, KOMPAS.com — Gara-gara cemburu, Widi Widayat atau Dayat (55) tega menghabisi istrinya. Untuk menghilangkan jejak, dia memotong-motong jenazah Tutik Widiastuti (38). Sebagian potongan tubuh sudah sempat dibuang. Namun, potongan tubuh lainnya masih tersimpan di panci dan ember.
Kasus mutilasi itu terungkap ketika salah satu dari tiga anak Tutik, Ina (17), meminta bantuan warga sekitar di Dusun Ponalan Baru, Desa Tamanggung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, untuk membongkar atap rumah kontrakan Dayat-Tutik, Selasa (30/11/2010) petang. Ini dilakukan karena sudah beberapa kali sejak hari Minggu sebelumnya, ia tidak diperbolehkan masuk oleh ayah tirinya tersebut.
Hari Selasa itu, Ina mengantar Dayat yang berprofesi sebagai sopir bus antarkota ke pangkalan bus. Setelah itu, dia minta tolong warga untuk membuka atap rumah kontrakan orangtuanya. Begitu atap terbuka, bau busuk langsung tercium.
( Pelaku )Warga pun gempar karena di dalam rumah itu ditemukan potongan-potongan tubuh Tutik yang ditaruh dalam ember dan panci. Untuk mengurangi bau anyir, Dayat sengaja meletakkan bubuk kopi di atasnya.
Atas laporan warga, polisi bergerak cepat. Pada Selasa malam itu juga, Dayat akhirnya ditangkap. Kepada polisi, Dayat mengakui perbuatannya. Dia membunuh istrinya karena emosi yang sudah tidak tertahankan.
Menurut Dayat, sudah dua tahun ini istrinya mempunyai pria idaman lain. Berkali-kali pula dia sudah mengingatkan istrinya dan bicara baik-baik serta selalu memaafkan. Hari Minggu lalu, Dayat tak bisa lagi menahan amarah karena istrinya mengaku pernah berhubungan badan dengan selingkuhannya di kamar.
Dayat pun memukuli istrinya dengan batu asah hingga tewas.
