Nuffnang Ads

SAJIAN KAMI

BERITA-BERITA KASUS JENAYAH SEKSUAL DAN BERITA-BERITA SEMASA..

Rabu, 17 Mac 2010

Kapal Malaysia Seludup 60 ton Bahan Letupan ke Indonesia ???

(Foto hiasan)



JAKARTA, KOMPAS.com — Bahan peledak berupa amonium nitrat seberat 60 ton ditemukan akan diselundupkan ke wilayah pabean Indonesia. Beruntung, aparat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menghalanginya dan langsung menyita barang yang tergolong berbahaya ini.

Menurut Kepala Humas Ditjen Bea dan Cukai Evi Suhartantyo di Jakarta, Rabu (17/3/2010), barang ilegal tersebut ditemukan akan memasuki kawasan Indonesia melalui Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau. Kapal yang mengangkut bahan peledak tersebut diketahui berasal dari Malaysia pada 16 Maret 2010 dini hari.

Bahan peledak yang diangkut Kapal Pratama Jaya (berbendera Indonesia) tersebut dikemas dalam 2.400 kantung berkapasitas 25 kilogram. Pada saat itu terdapat 14 anak buah kapal (ABK) dan nakhoda bernama Syukur yang diamankan. Mereka berniat memasukkan bahan peledak tersebut ke Ambon, Maluku, dan Kendari, Sulawesi Tenggara. "Bersama dengan kapal tersebut, ada 500 balpres (kantong berisi pakaian bekas) yang juga kami sita," ungkap Evi.

Selain kerugian negara senilai Rp 3 miliar, Indonesia akan merugi dari sisi pertahanan dan keamanan jika barang berbahaya itu digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Potensi kerugian negara itu sudah termasuk penyelundupan 1.500 balpres pakaian bekas pada hari yang sama.

Pada 19 Oktober 2009, otoritas Filipina menyita lebih dari enam ton bahan kimia yang biasa dipakai untuk membuat bom dari bahan amonium nitrat. Bahan kimia itu diyakini berasal dari Malaysia. Bahan-bahan kimia yang ditemukan itu antara lain amonium nitrat, yang terdapat dalam 242 sak, yang masing-masing berukuran 25 kg. (Kompas, 20/10/2009).

Sementara itu, Indonesia berpotensi menjadi pengekspor amonium nitrat untuk bahan baku peledak mulai tahun 2011. Saat ini ada dua pabrik amonium nitrat di Bontang yang mulai dibangun. Kerja sama pembangunan pabrik amonium nitrat berkapasitas 300.000 ton per tahun antara PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) dan PT Rekayasa Industri juga sudah dilakukan pada 3 Juni 2009. (Kompas, 4/6/2010).

Selama ini, Indonesia bergantung pada impor amonium nitrat. Dari kebutuhan sebanyak 400.000 ton amonium nitrat per tahun, impornya mencapai 350.000 ton per tahun. Padahal, peningkatan konsumsi amonium nitrat domestik di dalam negeri mencapai 10 persen per tahun. Oleh karena itu, penambahan kapasitas pabrik amonium di dalam negeri sangat strategis.

# Admin's;
Adakah kejadian ini benar? atau menangguk di air keroh? berikutan kejadian di Aceh diwaktu ini?? moga kerajaan Malaysia harus memperjelaskan hal ini segera.

PENCARIAN DIBLOG INI

Arkib Blog

Anda juga perlu baca

Related Posts with Thumbnails

Pengikut

Test for your internet speed

Ads

Catatan Popular