( Foto hiasan )JAKARTA--Perselingkungan akibat adanya orang ketiga dalam pernikahan seringkali berbuntut perceraian. Pengadilan Agama Jakarta Timur mencatat pengaruh orang ketiga dalam berumah-tangga menjadi faktor dominan perceraian terjadi. Dari 1944 perkara perceraian tahun lalu, 378 perkaranya disebabkan perselingkuhan.
Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Jakarta Timur, Fahrurrozi, mengungkapkan pengaruh orang ketiga dominan dilakukan pasangan suami-istri berusia 21-30 tahun dan 31-40 tahun. Jumlah perkara juga meningkat bila dibandingkan antara angka perkara perceraian Januari dan Februari tahun lalu dengan tahun sekarang.
Pada bulan Januari tahun lalu, angka perceraian mencapai 153. Pasangan suami istri yang bercerai berumur 21-40 tahun. Pada bulan Februari tahun yang sama mengalami peningkatan dengan jumlah 167.
Kemudian, pada bulan Januari dan Februari 2010, angka perkara perceraian lebih tinggi bila dibandingkan angka perkara perceraian di bulan yang sama tahun lalu. Pada bulan Januari angkanya mencapai 202 perkara, sedangkan di bulan Februari sebanyak 167 kasus.
Fahrurrozi mengatakan kebanyakan pasangan suami-istri yang bercerai berkelas ekonomi menengah ke atas, Jumat (26/3). Namun demikian, jelasnya, ada juga warga kelas ekonomi menengah ke bawah yang tidak mampu mengurus perceraian.
Dia mengatakan pada tahun kemarin Pengadilan Agama Jakarta Timur membantu proses perceraian 27 pasangan dari kelas ekonomi menengah ke bawah karena tidak mampu membayar. Fahrurrozi menjelaskan mereka memang harus bercerai karena rumah tangga mereka tidak dapat dipertahankan lagi.
“Daripada terus menimbulkan mudhorot, lebih baik kita ceraikan,” terangnya. Dia mengatakan di dalam Islam memang perceraian itu dibenci alias makruh. Tetapi, jelasnya, jika memang tidak ada kemaslahatan lagi dalam berumah tangga antara suami dengan istri, maka tidak salah jika harus bercerai.
Fahrur mengatakan pihaknya sudah berusaha untuk mendamaikan pasangan suami istri sebelum bercerai. “Kita sudah pertanyakan nasib anak mereka pascaperceraian,” terangnya.
