
PONTIANAK - Bukan rahasia lagi bahwa warga di dekat perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat lebih memilih membeli listrik dari Malaysia. Salah satu pertimbangannya adalah listrik negeri jiran itu lebih murah daripada listrik PLN. Itu terjadi di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, dan Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang.
Di Entikong, masyarakat setempat sudah memanfaatkan listrik dari Malaysia sebesar 150 kilovolt ampere (kva). Sementara untuk Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang, sebesar 100 kva. ''Listrik dari Malaysia memang lebih murah,'' jelas Manajer Bidang Perencanaan PLN Kalimantan Barat Sigit Prasetyo.
Di hadapan Komisi C DPRD Kalbar kemarin (4/3), Sigit menjelaskan bahwa harga listrik Malaysia setara dengan Rp 900 per kwh (kilowatt/hour), sedangkan listrik PLN sekitar Rp 3.100 per kwh.
Mahalnya listrik PLN di kedua wilayah itu disebabkan sulitnya transportasi menuju ke sana. "Pelayanan infrastruktur yang belum memadai memengaruhi pengangkutan bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik diesel milik kita," katanya.
