ULUNGAGUNG - Rudiono (40), warga Desa Gendingan, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, terbukti melakukan tindak asusila terhadap IMK (20), warga Desa Boro, Kecamatan Kedungwaru.
Selain menggerayangi korban, pekerja serabutan itu juga memaksanya melakukan hubungan suami istri. Ironisnya, saat di tangkap di rumahnya, pria yang sudah memiliki satu anak itu menangis menyesali diri. “Saya hanya memegangnya saja,” sergahnya kepada petugas Kepolisian Resor Tulungagung sembari terisak.
Penangkapan tersebut berlangsung di depan istri pelaku. Perempuan yang selama ini berusaha menjadi pasangan hidup yang baik itu tidak menyangka jika suami yang dikenal santun di rumah itu ternyata memiliki prilaku bejat. Oleh petugas, Rudianto langsung dijebloskan ke dalam sel tahanan polres Tulungagung.
Korban pemerkosaan ini kebetulan pembantu dari salah seorang PNS di lingkungan Polres Tulungagung. Sang majikan ini yang membawa kasus asusila ini ke ranah hukum. “Sebab sebelumnya korban merasa trauma dan ketakutan,” ujar Kaur Bin Ops Reskrim Polres Tulungagung Inspektur Satu Siswanto kepada wartawan.
Pemerkosaan itu terjadi di rumah sang majikan. Saat situasi sedang sepi, pelaku yang sebelumnya sudah mengenal korban tiba-tiba mendekap tubuh korban dari arah belakang saat mencuci pakaian. Korban lantas diperkosa di sebuah kamar dekat tempat mencuci pakaian.
Setelah puas, pelaku pergi begitu saja seperti orang yang tidak berdosa. Sementara korban tidak berani pulang ke rumah dengan alasan takut orang tuanya akan mengetahui malapetaka yang menimpanya.
Pada saat pulang, si majikan melihat pembantunya (korban) dalam keadaan menangis di kamar. “Saat ditanya mengaku habis diperkosa oleh pelaku. Saat itu juga diputuskan untuk membawa ke ranah hukum,” terang Siswanto.
Dalam kasus ini pelaku dijerat dengan pasal 285 jo 289 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.
