Foto hiasan: Pak SBY Bersama Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Najib sewaktu mengunjungi Malaysia tidak berlama dahulu.JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik, Eep Syaifulloh Fatah, mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau yang sering disapa Pak SBY kurang begitu senang kalau disapa Yudhoyono.
"Ini bocoran saja. Pak SBY tidak suka disebut Yudhoyono. Tapi di politik begitu, pengamat suka menyebutkan yang tidak disukai," kata Eep ketika menjadi pembicara pada seminar Citi Indonesia Economic and Political Outlook 2010 di Ritz-Carlton Pacific Place Jakarta, Kamis (18/3/2010).
Di depan ratusan peserta seminar, Eep memaparkan sejumlah watak kepemimpinan SBY, di antaranya bersikap normatif dan senang dengan sikap kehati-hatian.
Kelebihannya, modal politik SBY pada periode ini lebih besar dari sebelumnya. "Namun, yang jadi sorotan, Pak SBY masih lambat bertindak ketika harus cepat bertindak," kata Eep.
Dia juga mengkritik soal manajemen hubungan politik SBY dengan partai politik lain yang perlu diperbaiki. "Yang bagus jadi perhatian, setelah Century dukungan terhadap Boediono dan Sri Mulyani naik besar. Ada survei tentang itu, tapi belum dipublikasikan. Sementara dukungan ke SBY turun. Ini harus menjadi perhatian untuk bisa jadi manajemen kepemimpinan," kata Eep.
Diwaktu yang lain: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada seluruh masyarakat untuk menghormati rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada 23 Maret nanti. Presiden juga meminta untuk tidak menyamakan Barack Obama dengan mantan Presiden AS sebelumnya, George W Bush.
Pernyataan Presiden ini disampaikan oleh Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Azyumardi Azra bersama pengurus ICMI lainnya seusai bertemu Presiden di Kantor Presiden, Kamis (18/3/2010), selama lebih kurang satu setengah jam.
"Berkaitan dengan kunjungan Obama, Presiden mengimbau, tidak memperlakukan Obama sama dengan Presiden Bush. Obama sangat-sangat mencintai Indonesia, sangat menghargai Indonesia. Oleh karena itu, Presiden menyesalkan demo-demo yang berlebihan menolak Obama," kata Azyumardi Azra.
