Nuffnang Ads

SAJIAN KAMI

BERITA-BERITA KASUS JENAYAH SEKSUAL DAN BERITA-BERITA SEMASA..

Khamis, 11 Mac 2010

PILU : Pemuda Dirantai Selama 5 Tahun



SURABAYA(Pos Kota)- Dengan kaki terikat rantai besi, Jahroji,24, pemuda warga Dusun Sumberbanteng RT17/RW06, Desa Segaran, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, harus menjalani hidup dalam pasungan.

Selama 5 tahun, Jahroji hidup terasing, tinggal di gubuk, belakang rumahnya. Kondisi Jahroji, sungguh memprihatinkan, tatapan matanya kosong.

Saat didekati sejumlah warga, ia hanya terdiam membisu. Sesekali matanya menatap liar, sambil menggerak-gerakkan kakinya yang terikat rantai. Sementara, tangannya terus mengepal, seolah ingin bebas dari penderitaan yang sudah lama dialaminya.

Cerita pilu Jahroji, mungkin sudah kerap dilihat dan dengar. Diduga mengalami gangguan jiwa, hidup dalam pasungan, terpaksa harus dijalaninya. “Kami sebagai keluarga sebenarnya iba melihatnya. Tapi, jika tidak dipasung, kami takut dia menghilang. Soalnya, kalau dibiarkan bebas berkeliaran, Jahroji memang kerap berjalan tak tentu arah,” ucap Ligasimin,32, kakak kandung Jahroiji Kamis (11/3).

Dijelaskan Ligasimin, sudah lebih dari 9 tahun adiknya itu menderita kelainan jiwa. Hanya saja, 5 tahun belakangan ini Jahroji dipasung. Itu dilakukan keluarga karena terpaksa, mengingat kondisi Jahroji semakin hari makin memprihatinkan. Terlebih, jika tidak dipasung, gangguan jiwa yang kerap kambuh bisa membahayakan warga sekitar.

“Sebenarnya kami sudah berupaya menyembuhannya. Namun, sampai hari ini tidak ada hasilnya. Semua bentuk pengobatan sudah keluarga lakukan, dan sudah banyak mengeluarkan uang,” kata Ligasimin.

Lantaran tak juga ada tanda-tanda kesembuhan, keluarga terpaksa memasung pemuda yang sampai hari ini, jago membaca Al-quran dan taat beribadah.

Hanya saja, karena kondisi kejiawaannya terguncang, membuat Jahroji harus mengalami kehidupan yang tragis dipasungan dan tidak sanggup menjalankan kehidupan normalnya.

Jahroji adalah anak kandung pasangan Almarhum Supardi dan Buradi. Ayah Jahroji sendiri sudah lama meninggal. Sedang Ibu kandungnya Buradi yang kini sudah semakin renta, hanya bisa menahan haru manakala melihat anak lelakinya meronta-ronta dalam pasungan.

Tanda-tanda keguncangan jiwa Jahroji sendiri bermula saat dirinya, melakukan serangkaian ritual atau semacam menuntut ilmu.

Jahroji pada 9 tahun lalu, memang dikenal pemuda yang santun dan taat beribadah. Entah ilmu apa yang sedang dia pelajari, mendadak membuat tingkah lakunya berubah. Puncaknya, Jahroji seperti orang kesetanan dan terjatuh. Akibat benturan keras saat terjatuh itulah, membuat kepala bagian atas dan belakang, terluka, dan banyak mengucurkan darah.

“Awal mulanya dia terjatuh. Namun, dengan tiba-tiba ia meloncat dari ketinggian di depan rumah. Karena posisi jatuh tepat pada kepala bagian belakang, membuat dirinya harus seperti ini,” kata Ligasimin.

Usai kejadian itu, Jahroji kerap tidak sadarkan diri. Meski sudah berkali-kali usaha pengobatan dilakukan, selama itu pula, tanda-tanda kesembuhannya belum juga nampak.

Kini, sudah 5 tahun Jahroji harus menjalani hidup dalam pasungan. Seorang diri dibelakang gubuk rumahnya, hari-hari panjang Jahroji harus dilalui dengan kaki terikat rantai. Disana juga ia tidur, termasuk makan, dan juga buang air besar, seorang diri.

PENCARIAN DIBLOG INI

Arkib Blog

Anda juga perlu baca

Related Posts with Thumbnails

Pengikut

Test for your internet speed

Ads

Catatan Popular