Nuffnang Ads

SAJIAN KAMI

BERITA-BERITA KASUS JENAYAH SEKSUAL DAN BERITA-BERITA SEMASA..

Isnin, 3 Januari 2011

Enam Bersaudara Meninggal Akibat Tiwul



JEPARA, KOMPAS.com - Enam orang bersaudara dari Desa Jebol, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, meninggal dunia diduga akibat keracunan makanan tiwul yang terbuat dari bahan ketela pohon.

Orangtua korban, Jamhamid (45), di Jepara, Senin (3/1/2011), membenarkan, keenam korban meninggal yang diduga akibat mengonsumsi tiwul tersebut merupakan anaknya dari tujuh orang bersaudara.

"Awalnya, yang meninggal dua orang, yakni Lutfiana (22) dan Abdul Amin (3) di Rumah Sakit Umum Daerah Kartini Jepara, masing-masing meninggal pada Sabtu (1/1/2011) pagi dan Sabtu malam," ujarnya.

Korban Lutfiana yang merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara dimakamkan Sabtu siang, sedangkan jenazah Abdul Amin dimakamkan Minggu (2/1/2011). Pemakaman pada hari yang sama juga dilakukan untuk korban Ahmad Kusrianto (5) anak nomor enam dan Ahmad Hisyam Ali (13) anak nomor empat.

Sedangkan anak nomor lima dan tiga, yakni Saidatul Kusniah (8) dan Faridatul Solihah (15) yang meninggal Senin dini hari dimakamkan pada hari ini sekitar pukul 11.00 WIB. Dia mengakui, keluarganya mulai mengonsumsi tiwul sebagai makanan alternatif sejak dua pekan terakhir, mengingat penghasilannya sebagai penjahit di Semarang kurang mencukupi kebutuhan keluarga.

"Setiap pekan, penghasilan saya hanya berkisar antara Rp 150.000 hingga Rp 200.000," ujarnya.

Penghasilan selama sepekan tersebut, kata dia, hanya bertahan selama tiga hingga empat hari saja. "Terkadang, kami hanya bisa membeli beras 10 kilogram dari biasanya bisa membeli hingga 16 kg untuk memenuhi kebutuhan delapan anggota keluarga," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, sejak dua pekan terakhir terpaksa harus mengonsumsi makanan alternatif, berupa tiwul yang biasa disediakan oleh istrinya Siti Sunayah (41). Kini, keluarga pasangan Jamhamid dan Siti Sunayah tinggal satu orang yang hidup bersama suaminya.

Siti Sunayah mengungkapkan, keluarganya mulai mengonsumsi tiwul sejak dua pekan terakhir, karena kondisi keuangan keluarga yang kurang mencukupi. "Makanan ini hanya bersifat sebagai selingan dari menu makanan utama," ujarnya.

Makanan tersebut, kata dia, terbuat dari sari ketela pohon, dicampur dengan bahan lain, seperti pemanis buatan, gula aren, dan kelapa parut.

PENCARIAN DIBLOG INI

Arkib Blog

Anda juga perlu baca

Related Posts with Thumbnails

Pengikut

Test for your internet speed

Ads

Catatan Popular