MALANG - Untuk menyamarkan profesinya sebagai "ayam kampus", beberapa mahasiswi di Malang ada yang mengenakan kerudung plus busana tertutup.
Trik tersebut digunakan DY dan SF, dua mahasiswi di Kota Malang.
"Cara pakai busana muslim atau pakai kerudung, sudah biasa dilakukan. Kalau di Malang, kabar adanya "ayam kampus" sudah menjadi rahasia umum. Untuk menutupi imej negatif itu, ya harus pakai jilbab," aku DY, Senin (29/10/2012) malam.
"Umumnya, yang diketahui para mahasisiwa dan mahasiswi, "ayam kampus" tidak menggunakan jilbab," imbuh DY.
Menurutnya, memakai kerudung hanya saat pergi ke kampus. Di luar kampus, DY mengenakan pakaian biasa.
"Kalau ke pelanggan, malah jarang yang mau pakai jilbab. Sebab, mayoritas pemesannya tidak suka. Ada juga yang cari berjilbab, tapi jarang," kata perempuan berkulit putih ini.
Hal yang sama juga diakui SF. Ditemui di rumah kontrakannya di wilayah Dinoyo, Kota Malang, ia mengaku hanya pakai jilbab saat akan ke kampus.
"Pergaulan saya di kampus biasa saja. Harus tidak ada yang tahu profesi saya, kecuali memang yang seprofesi," ungkapnya.
Setelah lulus kuliah nanti, DY dan SF berjanji akan meninggalkan profesi "ayam kampus".
"Setelah sarjana, profesi ini akan dibuang. Sata akan menata keluarga yang baik. Makanya, saat ini, saya menjalin hubungan baik dengan pacar," ujar DY.
Menjajakan diri kepada pria hidung belang, kata DY, bukan kehendak nurani, tapi hanya nafsu. "Hanya karena jalan pengobat stres, frustasi akibat tak dipedulikan orang tua," keluhnya.
