BOGOR - Walaupun moratorium Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sektor informal ke Malaysia akan dibuka pada Desember, namun pengirimannya sendiri baru dapat dilakukan pada Februari.
Dirjen Pembinaan dan Penempatan (Binapenta) Kemenakertrans, Reyna Usman Ahmadi mengatakan, diperkirakan ada 100 ribu TKI Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) yang kembali ditempatkan di Malaysia. Para TKI ini juga harus mengikuti pelatihan 200 jam di Balai Latihan Kerja (BLK).
Reyna mengatakan, moratorium memang dibuka pada 1 Desember tapi pengirimannya baru dilakukan pada Februari. Mengingat saat ini persiapan administrasi masih dikawal oleh kedua atase negara. Katanya, permintaan TKI PLRT dari Malaysia memang sudah banyak namun pemerintah akan berorientasi pada kualitas bukan kuantitas.
Nantinya, lanjut dia, ada 117 Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang siap mengirim TKI ke Malaysia. “Isi kontrak kerja dengan PPTKIS ini, yakni harus memastikan bahwa TKI dapat memegang paspor, satu hari libur dalam sepekan dan gaji dipatok 700 Ringgit per bulan, serta pemotongan gaji bagi TKI sendiri hanya diizinkan 1.800 Ringgit selama bekerja di Malaysia,” ujarnya, Minggu (27/11/2011).
Sementara itu, Menakertrans Muhaimin Iskandar telah melarang PPTKIS untuk memberangkatkan TKI dengan visa kunjungan karena melanggar hukum. Muhaimin menjelaskan, pemakaian visa kunjungan ini terjadi sejak 2009 lalu.
Dirinya menjelaskan, modus operandi yang dilakukan para oknum adalah memberangkatkan TKI dengan menggunakan paspor umum dan visa kunjungan 30 hari.
“Awalnya mereka mengaku akan liburan ke Malaysia. Namun rupanya bukan liburan melainkan dipekerjakan sebagai PLRT,” ujarnya.
