Nuffnang Ads

SAJIAN KAMI

BERITA-BERITA KASUS JENAYAH SEKSUAL DAN BERITA-BERITA SEMASA..

Sabtu, 27 Oktober 2012

Mengunjungi Makam Unik Sepanjang 7 Meter


Makam Mbah Dowo



BANYUWANGI - Panjang makam tentu menyesuaikan tinggi badan (panjang) jasad penghuninya. Nah, di tepian hutan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), Desa Kalipahit Kecamatan Tegaldelimo, Banyuwangi, ada makam unik yang memiliki panjang sekitar 7 meter.

Komplek makam unik ini berdiri di atas lahan seluas seperempat hektar. Banyak orang menyebut makam itu sebagai makam Eyang Suryo Bujo Negoro alias Mbah Dowo. Eyang Suryo konon seorang misionaris agama Islam sebelum masa para Wali Songo.

"Beliau siar Islam di kawasan sini, sebelum Wali Songo," kisah Juru Kunci Makam Mbah Dowo, Asmat (50) saat berbincang dengan wartawan di rumahnya, Sabtu (27/10/2012).

Asal usul Eyang Suryo Bujo Negoro sendiri tidak diketahui secara pasti. Dibatu nisan juga tidak tertulis tanggal atau tahun kapan Mbah Dowo wafat. Konon peziarah dapat mengetahui sejarah Mbah Dowo dengan cara kontak batin.

"Harus dipanggil secara spritual dulu," tambah Asmat.

Panjang makam yang tak lazim tersebut mengundang rasa penasaran. Benarkah Mbah Dowo semasa hidupnya setinggi 7 meter? Atau jangan-jangan makam tersebut hanya sebuah simbol saja? Atau ada alasan logis lainnya?

Asmat saat ditanya mengaku tidak tahu secara pasti. Dia menjelaskan, saat ditemukan bentuknya memang menyerupai makam lengkap dengan batu nisan terbuat dari batu. Di bagian kaki tumbuh pohon jarak setinggi 3 meter.

Pria berkulit gelap itu menduga, makam tersebut mungkin sebuah petilasan (tempat singgah tokoh zaman dulu). Namun ada pula yang percaya itu memang makam sungguhan.

Seiring berjalannya waktu, makam Mbah Dowo mengalami pemugaran. Karena dari hari ke hari makam misterius tersebut ramai dikunjungi peziarah. Uniknya lagi, peziarah yang datang bukan hanya dari umat Islam. Melainkan umat Hindu juga.

"Yang paling ramai hari Kamis Manis atau bulan Suro," urai Pria asal Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi ini.

Peziarah yang datang biasanya hanya berdoa di makam. Atau lelaku ritual dengan cara mengambil air dari sumur dan diwadahi di botol atau gelas. Air tersebut biasanya dibawa pulang peziarah karena dipercaya mujarab bagi ketenangan jiwa.

PENCARIAN DIBLOG INI

Arkib Blog

Anda juga perlu baca

Related Posts with Thumbnails

Pengikut

Test for your internet speed

Ads

Catatan Popular