CIMAHI--Sekolah-sekolah di Jawa Barat perlu membuat program kesehatan reproduksi untuk remaja. Hal ini dikatakan Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat, Netty Heryawan.
Menurut Netty, peran sekolah sangat penting untuk memberi pemahaman tentang kesehatan reproduksi bagi para remaja. Terutama dalam masa pubertas. "Karena tidak semua orang tua ideal dan memadai dalam mengajarkah hal ini," ujar Netty saat menjadi narasumber dalam seminar Kesehatan Reproduksi di Unjani, Cimahi, Selasa (2/3).
Netty juga meminta kepada para guru-guru untuk mengemas pendidikan seks dalam arti yang lebih luas. Sehingga, tidak menimbulkan rasa penasaran dan fantasi siswa yang berlebihan tentang seks.
Saat ini, kata Netty, seks edukasi mengalami penyempitan ruang lingkup, yang langsung mengarah pada fungsi alat reproduksi. Sehingga, yang terlintas dalam pikiran siswa soal pendidikan seks, justru tentang hubungan intim. "Ini justru yang dihindari."
Padahal, kata Netty, dalam tuntunan Islam, Rasulullah SAW telah mencontohkan bagaimana mengajarkan seks edukasi. Bahkan seks edukasi itu harus diajarkan sedini mungkin.
Contohnya, Netty menjelaskan, Rasulullah mengajarkan anak laki-laki dan perempuan sejak masih kecil tidurnya harus di kamar terpisah. Anak-anak mulai dikenalkan tentang batas-batas aurat. "Ajarkan budaya malu sejak dini," ujar Netty.
Mereka juga harus tidur terpisah dengan orang tuanya. "Biasakan sebelum masuk kamar ketuk pintu dulu," tuturnya.
Menurut Netty, hal-hal seperti itu merupakan pendidikan seks juga. Dan, tidak melulu menjurus pada fungsi alat reproduksi yang justru menimbulkan fantasi siswa.
Sementara itu, Kepala RSUD Al Ihsan Jawa Barat, Hany Rono Sulistyo, mengatakan sekolah dan orang tua perlu memberikan pendidikan seks. ''Sehingga mereka memperoleh pemahaman yang benar,'' jelasnya.
