YOGYAKARTA: Masyarakat hendaknya berhati-hati dan jangan terpengaruh dengan penyebaran ideologi yang menyimpang dari Islam, apalagi dikaitkan dengan Negara Islam Indonesia (NII). "Ideologi itu menyimpang dari Islam, maka kami menghimbau masyarakat berhati-hati," kata Ahmad Muhsin, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Propinsi DIY kepada wartawan di Yogyakarta, Selasa (26/4).
Lebih lanjut Ahmad Muhsin, menilai NII adalah ajaran yang memahami Islam sepotong-sepotong, sementara Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan landasan yang harus dijunjung tinggi. "NII adalah ideologi kulit tanpa isi, karena gerakannya mengatasnamakan Islam namun sama sekali tidak mencerminkan substansi Islam yang sebenarnya," ujarnya.
MUI, kata dia, sejak dulu memutuskan bahwa Pancasila dan NKRI sudah final. Sehingga tidak bisa berdiri negara Islam, apalagi pembentukan NII dan tidak akan bisa karena mengartikan Islam secara parsial atau sepotong-sepotong.
Dikatakan, ideologi NII hanya mengambil ayat tanpa dihubungkan dengan ayat lain, sehingga bukan Islam yang kaffah. Karena itu, masyarakat harus mendalami Islam sebagai agama yang penuh berkah bagi makhluk lainnya (rahmatan lil 'alamin).
Sebab, menurut dia, Islam tidak pernah mengajarkan untuk membelot dari agama apalagi menganggap orang di luar Islam sebagai musuh. "Untuk itu, hanya keyakinan kita sendiri yang bisa menangkal ideologi sesat itu," katanya.
