SAMBAS – Banyak alasan yang dikemukakan Hambali, 24, yang tega membunuh istrinya sendiri. Selain pengakuan karena sakit hati selalu dihina pemalas tak mau kerja, tersangka juga menuding istrinya, Erlina, 21, selingkuh.
“Kami bekerja bersama di Malaysia, hanya pisah asrama. Selama kerja itu istri saya beberapa kali kepergok berboncengan dengan pria lain. Yang membuat kesal, kalau diajak bersetubuh sering tidak mau,” ujar Hambal, setibanya di Mapolres Sambas sekitar pukul 15.00 usai diserahkan dari Polda Kalbar.
Pelaku pembunuhan di Desa Mak Tangguk, Kecamatan Tebas yang sering dipanggil Balap ini sempat buron 3 hari. Ia ditangkap petugas dari Resmob Polda, Reskrim Polres Sambas, dan Polsekta Pontianak Timur saat bersembunyi di rumah warga di Komplek Hawai, Kampung Beting.
Hambali membuat pengakuan mengejutkan dengan menuduh istrinya selingkuh ketika bekerja di Kilang JTP 2 Polywood SDN BHD Sibu, Malaysia Timur. “Saya kesal melihat istri SMS-an mesra dengan laki-laki lain di Malaysia,” ujar Hambali.
Tersangka yang masih muda belia ini bekerja di Malaysia lebih kurang selama 3 tahun. Sedangkan Erlina pulang terlebih dahulu. Pada 11 April 2011 saya pulang kampung di Kecamatan Tebas,” ujarnya.
Sebenarnya, kata dia, waktu di Malaysia dirinya hendak mencari lelaki yang sering jalan dengan istrinya. Tetapi justru dirinya yang keburu ditangkap Polis Malaysia karena tidak memiliki paspor. “Setelah itu saya diantar ke Entikong dan langsung pulang ke Sambas,” papar Hambali.
Sepulangnya di Tebas, Hambali bersama istrinya tinggal di rumah mertua. Di rumah itulah Ia sering melihat istrinya main SMS bersama lelaki kenalannya di Malaysia. “Saya tidak begitu kenal dengan lelaki tersebut. Begitu saya ingin melihat SMS itu, HP tersebut langsung dibuangnya ke dalam sumur belakang rumah,” ujar Hambali.
