Siti KusmiatiSURABAYA - Perlakuan tidak manusiawi diduga menimpa Siti Kusmiati, seorang pembantu rumah tangga (PRT) di Surabaya. Hari Jumat (29/4), gadis belia berusia 18 tahun itu melaporkan penganiayaan yang dialaminya ke Polsek Mulyorejo. Selain disiksa, Siti mengaku tak diizinkan pulang kampung sejak mulai bekerja tahun 2007.
Impian gadis asal Desa Kraman, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro untuk memperbaiki nasib di Surabaya justru berakhir pilu. Sebab, semenjak bekerja di rumah Li (46), warga perumahan Taman Gading Pantai II Surabaya empat tahun silam, Siti Kusmiati kerap mendapat pukulan.
“Kalau kerjaan tidak bersih, saya disuruh berdiri kemudian dipukul pakai selang atau tangan,” ujar Siti di Mapolsek Mulyorejo, Jumat (29/4).
Model penyiksaan yang dialami Siti bermacam-macam. Yang masih diingatnya, antara lain, rambutnya digunduli gara-gara pekerjaannya dianggap tak beres oleh sang majikan. Selain itu paha kanannya juga pernah disiram air panas. Hingga kini luka akibat air panas itu masih membekas. Kata Siti, ia sendiri tidak tahu persis mengapa majikannya berbuat seperti itu. “Tahu-tahu saya disiram,” ucap Siti kemudian menangis. Karena terlalu sering mendapatkan siksaan, Siti mengaku tak ingat kapan persisnya setiap siksaan dialami.
Ia menceritakan, meski perjanjian kerja dirinya adalah menjadi PRT di rumah Li, kenyataannya ia juga harus bekerja di rumah AM (76), ibu Li. Rumah keduanya hanya berselang sembilan rumah. “Di sana (rumah Li) ada dua pembantu lagi, Sri Sugiarti dan Wanda,” jelas Siti.
Menurut Siti, kedua rekan Siti pun mengalami hal serupa. Mereka juga kerap dipukuli oleh majikannya. Bahkan menurut cerita Siti, apabila seorang dari mereka berbuat kesalahan maka harus mau dipukuli rekannya yang lain. “Kalau teman saya menolak maka akan dipukuli sama tangan majikan lebih keras,” aku Siti.
